Chapter 18. Secret Blind Date

8.5K 622 20
                                    

Saat ini di tengah lapangan sekolah, seorang murid perempuan sedang terdiam merenung. Beberapa hari terakhir, ada banyak sekali yang ia pikirkan, hingga dirinya merenung tanpa sadar.

"Lisa!"

"Lisa!!"

Gadis itu seketika mengerjap, setelah mendengar namanya yang dipanggil dengan kencang.

Lisa melihat kakak kelasnya, sekaligus kapten dari tim Cheerleader yang saat ini sedang melangsungkan latihan.

"S-sorry, kak Grace," ucap Lisa, meminta maaf karena tidak fokus pada latihan mereka kali ini.

"Kenapa? lo gak enak badan?" tanya Grace.

Lisa segera menggeleng. "Enggak.. g-gua cuma.."

Lisa menelan ludahnya. Entah kenapa, ia merasa ini adalah waktu yang tidak tepat untuk menjelaskan situasinya.

"Fokus, Lisa, kita mau tampil minggu depan, jangan sampe lo bikin kesalahan."

Grace berucap dengan tegas pada Lisa, yang dibalas anggukan.

Kini Gracepun sudah kembali berjalan ke depan, sementara Lisa memfokuskan dirinya pada latihan hari ini. Ia tidak boleh mengecewakan Gracia.

Salah satu cita-cita Lisa adalah menjadi kapten seperti Gracia di masa depan. Maka dari itu, ia tidak boleh mengecewakan timnya.

***

Tanpa terasa, latihan itu berlangsung hingga langit sudah mulai gelap.

Para anggota Cheer bersiap untuk pulang. Mereka saling mengucapkan kata perpisahan sebelum bertemu lagi di latihan selanjutnya.

Lisa saat ini sedang berjalan ke arah kantin untuk membeli minum. Untung saja masih ada kedai yang buka, batinnya.

"Lisa?"

Tiba-tiba Lisa mendengar suara yang memanggilnya. Ia melihat Grace dan Intan yang baru saja memasuki area kantin.

"Ngobrol yok?"

Lisa begitu tersentak, mendengar ucapan kaptennya. Ia menelan ludah. Jantungnya berdebar kencang.

Apakah Lisa akan dimarahi, karena ketidakfokusannya tadi? batinnya panik.

Akhirnya Lisapun mengangguk. Ia tidak jadi membeli minum, dan memilih untuk duduk bersama Grace dan Intan.

Lisa duduk tegap menghadap kedua kakak kelasnya. Ia berusaha untuk tenang dan tidak gugup.

"Lo lagi ada masalah ya?"

"M-masalah..?" gumam Lisa, menanggapi pertanyaan Grace.

"Iya, gua sama Intan nyadar kalo akhir-akhir ini lo keliatan beda, lo sering gak fokus waktu latihan, gak biasanya lo kaya gini."

Lisa seketika menelan ludahnya. Benarkah? apakah sejelas itu? batinnya.

"Ada apa, Lisa? lo bisa cerita ke kita berdua," ucap Grace, yang diangguk setujui oleh Intan.

"Walaupun gua sama Grace gak tau bisa bantu lo nyelesaiin masalah itu atau enggak, tapi seenggaknya lo bakal lebih lega kalo udah cerita, biar gak bengong-bengong lagi," tutur Intan.

Lisa kini tak kuasa. Ia menunduk dan menggigit bibirnya kencang.

Sesungguhnya, Lisa sudah menahan rasa sesak ini selama beberapa hari terakhir. Namun ia tidak pernah tahu pada siapa harus meluapkannya.

"Kak Grace, kak Intan, maaf kalo gua gak bener latihannya akhir-akhir ini," tutur Lisa.

"T-tapi gua emang lagi ada masalah, gua lagi ada masalah sama temen deket gua."

Noah's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang