"Kenapa ngerokok? lagi stress ya?"
Saat ini di depan sebuah mini market yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit, Noah duduk berhadapan dengan kawannya, Gracia yang tiba-tiba muncul di hadapannya dan merebut rokok yang sedang ia hisap.
Noah sudah sempat berdiri untuk berjalan pergi, setelah mendapatkan pesan dari Noella soal Evelyn yang ingin bertemu dengannya.
Namun Noah kembali duduk, setelah ia membaca lanjutan pesan adiknya yang mengatakan bahwa Evelyn ingin berbicara dengannya nanti, setelah keluar dari rumah sakit.
Noah kini menghela nafas kasar dan memijat keningnya frustasi. Ia pikir gadis itu ingin bertemu dengannya sekarang juga. Jantung Noah sudah keburu berdebar kencang.
"Woy?"
Noah mengerjap, dan menatap perempuan di hadapannya. "Ah, ngapa?"
Gracia mengernyit bingung. Ini adalah pertama kalinya ia melihat Noah yang begitu gusar sampai tidak mendengarkan ucapannya. Ada apa? batinnya.
"Lo kenapa ngerokok? lagi stres?" tanya Grace.
Noah mengangguk pelan. "Ehm, stress berat," jawabnya jujur.
"Ada apa emang?" tanya Grace lagi dengan wajah penasaran.
Noah terdiam. Entah kenapa ia tidak ingin membicarakan soal Evelyn dan keadaannya saat ini pada Gracia.
"Ah, sorry, masalah pribadi ya?" ucap Grace, menyadari Noah yang tak bisa menceritakannya.
"Ehm," jawab Noah mengangguk.
"Oke, gakpapa," jawab Grace lagi. Kini suasana hening menyelimuti mereka berdua. Grace memperhatikan Noah yang terlihat gusar.
"Noah, gua paham kalo lo lagi stress, tapi lo gak seharusnya jadiin rokok sebaagai pelarian lo buat ngilangin stress," ucap Grace.
"Terus apa? n*rkoba?" tanya Noah.
"Bego!" ucap Grace tersentak, membuat Noah tersenyum geli.
Grace kini tertawa dan menggeleng-geleng. Ia meletakkan tas belanjanya di atas meja.
"Ada banyak pelarian lain yang gak bakal ngerugiin diri lo sendiri, apalagi nyakitin tubuh lo, contohnya ini," tutur Gracia.
Grace mengeluarkan barang belanjanya dan meletakkannya beberapa di atas meja.
Noah yang menyaksikan kini mengernyit bingung. Ia melihat satu kopi hitam kaleng, serta satu kotak kecil susu rasa pisang.
"Itu apa?" tanya Noah, yang masih belum paham.
"Gua sebenernya pengen bikin ini, tapi karena lo juga lagi butuh penghilang stres, jadi buat lo aja," tutur Grace, membuat Noah semakin mengernyit.
"Tunggu bentar." Grace tiba-tiba berjalan sambil membawa kunci di tangannya. Perempuan itu menuju ke sebuah mobil berwarna merah muda yang terparkir.
Grace masuk ke mobil itu, dan menganbil sesuatu di dalamnya. Iapun keluar lagi dan berjalan ke arah Noah.
"Tadinya gua mau bikin ini di mobil buat minum sambil nyetir, tapi gak jadi," tutur Grace setelah duduk lagi di depan Noah, sambil membawa sebuah tumbler berwarna hitam.
"Itu botol yang harusnya buat gua?" tanya Noah.
"Iya hahaha.." Grace menjawab sambil tertawa geli, sementara Noah hanya tersenyum.
"Gua udah isi es batu disini," tutur Grace, menunjukkan isi tumblernya pada Noah.
Kini Grace mulai meracik salah satu jenis minuman yang unik dan ia sukai. Ia memasukkan setengah isi kopi hitam kaleng ke dalam botol minumnya, kemudian membuka kotak kecil susu rasa pisang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
Roman d'amourLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...