Chapter 14. Saling Suka

9K 708 26
                                    

"Perasaan cuma jalan santai, kenapa muka lo sampe pucet gitu? penyakitan ya?"

Pertanyaan dari perempuan yang berdiri di hadapan Evelyn, berhasil membuat kawanannya yang duduk di belakang kini tertawa kencang. Mereka menertawakan Evelyn yang jadi target pertama semenjak kehadiran mereka disini.

Evelyn juga dapat mendengarnya, namun hanya sanggup menunduk dan menelan ludah.

"Lo anak Tae Kwon Do kan?"

Evelyn tersentak. Ia refleks menatap perempuan yang ia duga merupakan alumni yang pernah diceritakan oleh Noella. Jantungnya mulai berdebar kencang karena rasa takut yang melandanya.

"Please, bilang ke gua lo anak Tae Kwon Do, kalo lo sampe bilang lo anak Cheerleader, gua bakal kecewa banget," ucap perempuan itu.

"Cheerleader sekolah ini udah gua bangun dengan susah payah, gua sebagai kapten tiap hari kerja keras dan mimpin secara strict supaya tim bisa tampil dan dapet prestasi dimana-dimana."

Perempuan itu semakin mendekat dan menatap Evelyn dengan seksama. "Kalo orang kaya lo sampe jadi bagian dari tim Cheer yang sekarang, itu artinya tim Cheer sekolah kita udah downgrade secara drastis."

"Itu juga artinya.. kapten yang sekarang gak becus milih anggota."

Deg.

Jantung Evelyn semakin berdebar kencang. Kedua matanya membulat.

Sesak di dadanya kini terasa begitu jelas. Mungkin karena tekanan yang tiba-tiba menyelimutinya.

Evelyn berusaha tenang, ketika nafasnya mulai tak beraturan. Ia mencari inhalernya yang seharusnya berada di kantung celana.

"Ta, dia anggota tim Cheer, liat aja gelangnya."

Salah seorang kawan perempuan itu berucap, dan menunjuk ke arah tangan Evelyn, dimana ada gelang berwarna pink yang melingkar, menandakan dirinya adalah bagian dari tim Cheerleader.

Perempuan di hadapan Evelyn kini berdecak tak percaya. Wajahnya menunjukkan keheranan yang begitu besar.

"Anj*ng, kecewa gua sama Grace," ucap perempuan itu, membuat Evelyn semakin kesulitan bernafas.

Kini perempuan itu kembali duduk di kursinya, dan menatap Evelyn yang masih berdiri menghadapnya.

"Sebelum gua protes ke Grace, gua mau tes lo dulu, gua mau lo buktiin ke gua kalo dugaan gua tadi salah," ucap perempuan itu, melotot pada Evelyn.

"Tapi inget, kalo lo gak bisa ngebuktiin kemampuan lo, lo harus sadar diri dan langsung ngundurin diri dari tim, atau lo cuma bakal bikin malu nama tim Cheer."

***

Saat ini di sebuah area belakang vila yang begitu luas, kapten tim Tae Kwon Do sedang sibuk bersama tiga orang panitia lainnya.

Noah membawa beberapa batang kayu berukuran cukup besar, dan melemparnya ke dalam tumpukan kayu yang juga sudah ia susun.

Kini Noah menghela nafasnya pelan. Ia menatap kayu serta batu yang mengelilingi tumpukan kayu tersebut. Sepertinya sudah cukup, batinnya.

"Bang Noah?"

Noah menengok, melihat salah seorang panitia yang merupakan anggotanya di dalam tim Tae Kwon Do.

"Lo gak ngawasin yang lagi pada Hiking?" tanya laki-laki itu.

"Gakpapa, kan ada Mario, ada Grace juga," jawab Noah. "Lagian kalo gua ikut mereka, nanti kalian disini kelamaan nyiapin api unggun," tuturnya.

"Hahaha iya sih, kita juga tadi sempet panik karena cuma bertiga, takut kewalahan," tuturnya.

Noah mengangguk-angguk mendengarnya. "Yaudah, sekarang kita susun bangkunya, bikin melingkar ngelilingin api," tutur Noah.

Noah's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang