Chapter 13. Depend on Me

9.5K 698 16
                                    

Tepat pukul delapan pagi, rombongan tim ekskul Tae Kwon Do dan Cheerleader akhirnya sampai di tujuan. Karena jumlah mereka yang hanya tiga puluh lima orang, mereka jadi bisa berangkat menaiki satu bis besar.

Bis itu berhenti di pinggir jalanan yang sepi namun lebar, menandakan bahwa mereka sudah sampai di vila tempat mereka akan menginap.

Kini para anggotapun mulai turun satu persatu, termasuk Evelyn dan Lisa yang duduk bersampingan. Keduanya menggendong tas ransel mereka masing-masing.

Karena posisi mereka yang berada di depan, merekapun turun lewat pintu bis depan.

Evelyn langsung terkesima, pada pemandangan daerah Puncak yang begitu mengagumkan. Mereka berada cukup tinggi di atas, hingga banyak pemandangan indah yang bisa mereka dapatkan.

"Evelyn, jalan ke vilanya lumayan jauh dan nanjak, minta tolong anak cowok aja bawain tas lo."

Evelyn menengok ke arah Lisa yang berdiri di sampingnya. Pandangan Evelyn langsung teralih ke arah sebuah bangunan berukuran besar yang terlihat dari kejauhan. Posisinya memang lebih tinggi dari dimana Evelyn memijakan kaki.

Evelyn menelan ludahnya. Namun kemudian ia menatap Lisa dan tersenyum padanya.

"Gakpapa, aku bisa kok," sahut Evelyn.

"Beneran?" tanya Lisa, meyakinkan sekali lagi.

Evelynpun mengangguk. Kini tim Tae Kwon Do diarahkan untuk berjalan duluan menuju ke villa, dan setelah itu disusul oleh tim Cheerleader di belakang mereka.

"Liat deh, beruntung banget jadi Noella."

Lisa tiba-tiba berucap, membuat Evelyn mengerjap. Keduanya sudah mulai berjalan.

Evelynpun langsung melihat di kejauhan sana, tepatnya ke arah tim Tae Kwon Do di depan mereka.

Noah saat ini sedang membawa dua ransel. Satu di punggungnya dan satu lagi di tangannya.

Senyuman tak kuasa tersungging di bibir Evelyn. Noah membawakan tas adiknya, Noella yang kini berjalan dengan santai tanpa membawa apapun.

"Ya kan adiknya, kalo disini ada kak Ezra, pasti tasku dibawain juga," ucap Evelyn.

"Enak banget kalian berdua, kalo gua mah yang ada gua disuruh bawain tas adek-adek gua," sahut Lisa yang merupakan anak pertama.

Keduanya terkekeh geli sambil berjalan menanjak. Evelyn berusaha menarik nafas panjang dan tenang, agar ia tidak terlalu cepat ngos-ngosan dan membuat malu dirinya sendiri.

"Lo bawa inhaler kan? obat-obatan? minyak angin?"

"Bawa," sahut Evelyn. Tentu saja ia membawa semuanya. Meskipun panitia medis sudah mengatakan mereka akan menyediakan obat-obatan, namun Evelyn tetap memilih membawa sendiri agar tidak merepotkan.

Evelyn tidak mau jadi anggota yang merepotkan selama kegiatan ini berlangsung. Ia akan belajar mandiri tanpa bergantung pada siapapun.

Akhirnya, keduanya sampai di puncak, tepatnya di pekarangan vila yang ukurannya lebih besar dari yang telihat dari kejauhan.

"Wah gila, pemadangannya oke banget dari sini," ucap Lisa sambil meregangkan ototnya.

Sementara Evelyn sedang menarik nafas panjang-panjang dan berusaha tenang. Ia tersenyum dan ikut memandang bersama Lisa.

"Bagus ya? pengen foto dah," ucap Lisa.

"Guys, ayo masukin barang dulu ke kamar masing-masing."

Tiba-tiba suara Intan terdengar, membuat Evelyn dan Lisa menengok. Keduanya melanjutkan jalan mereka ke arah vila, menuruti perintah Intan.

"Yah, lupa!"

Noah's GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang