"Kak Noah.. baru sadar ya, kalo Evelyn seegois itu?"
Lisa bertanya, pada Noah yang duduk di sampingnya, dan sudah menghabiskan minuman di gelasnya.
"Kalo aku sih udah lama tau soal itu, aku juga udah lama nyoba ngingetin ke orang-orang soal Evelyn dan keegoisannya, tapi sayangnya gak pernah ada yang mau dengerin."
Lisa mengedikkan bahunya, kemudian menerima minuman baru yang ia pesan. Ia meminumnya, sambil melirik Noah di sampingnya.
Noah terlihat berpikir keras, seolah memprtanyakan keputusannya selama ini, dan hal tersebut membuat Lisa begitu senang.
"Tapi gakpapa, yang penting sekarang kak Noah udah sadar, dan udah putus juga dari Evelyn, kalo dia sampe ngajak balikan, jangan mau, karena pasti nanti ujungnya dia bakal egois lagi kaya gini."
Noah yang mendengar itu masih terdiam, namun kemudian ia menengok pada Lisa, dan menyunggingkan senyumannya.
Noah mengangguk. "Thanks, Lisa."
Jantung Lisa langsung berdebar kencang. Perasaannya begitu tak karuan. Lisa masih tak menyangka bahwa dirinya bisa mengobrol berdua dengan gebetannya, kini ia malah disenyumi dan bahkan diucapkan terima kasih.
Lisa akhirnya tersenyum dan mengangguk dengan senang. "Kalo kak Noah butuh temen curhat, hubungin aku aja, kak Noah masih nyimpen nomor aku kan?"
Noah mengangguk. "Masih," jawabnya, membuat Lisa melotot tak percaya.
Laki-laki ini.. masih menyimpan nomornya setelah sekian lama?? ia tidak menghapus nomor Lisa meskipun sudah pernah berpacaran dengan Evelyn??
"A-aku jadi inget, waktu dulu kita hampir pergi kencan, tapi malah gagal gara-gara Evelyn."
Lisa berucap sambil menahan rasa tersipunya, menyadari bahwa dirinya sedang memberikan Noah kode keras.
Sementara Noah yang mendengar itu awalnya terdiam, namun kemudian ia tersenyum kecil.
"Lo mau jalan sama gua? ngelanjutin yang dulu sempet batal?"
Lagi-lagi, Lisa melotot tak percaya. Noah langsung memahami kodenya, dan bahkan mengajaknya pergi duluan.
"Mau!" jawab Lisa segera, tanpa berpikir panjang.
Noah terlihat tersenyum geli. Ia mengangguk-angguk dan kembali meminum minuman yang sudah diisi lagi oleh bartender.
"Oke, nanti gua tentuin waktu yang pas," ucap Noah.
Lisa langsung berusaha menahan debaran jantungnya, dan kedua pipinya yang terasa panas.
Ini terasa seperti mimpi baginya. Ia bahkan sudah tercengang pada fakta bahwa dirinya tidak sengaja bertemu dengan Noah disini, bahkan mengobrol dengannya.
Dan kini ia diajak kencan oleh gebetannya yang sudah ia incar selama bertahun-tahun lamanya??
Lisa mencubit pelan tangannya sendiri, memastikan bahwa dirinya tidak bermimpi. Dan ternyata, ini memang kenyataan. Ia dan Noah berada disini, bukanlah sekedar halusinasi.
"Disini agak pengap ya, mungkin karena banyak orang."
Noah tiba-tiba berucap, sambil berdiri dari kursi bar yang ia duduki.
Laki-laki itu menatap Lisa di sampingnya, yang masih memperhatikannya dengan seksama.
"Gua mau nyari udara seger dulu, di atas ada rooftop kan?" tanya Noah, terlihat tidak yakin sambil mencari dimana posisi tangga untuk naik.
"Iya, ada kak," jawab Lisa.
Noah kini mengalihkan pandangannya ke arah Lisa yang masih memperhatikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
RomanceLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...