Di area samping sebuah gedung olahraga berukuran besar, seorang gadis sedang duduk dan menunggu. Gadis itu sudah membawa dua kotak bekal, berisi makanan yang ia harapkan bisa membantu mengembalikan energi laki-laki yang sedang latihan di gedung ini.
Evelyn terduduk disana, menunggu sembari dirinya membuka ponselnya, setelah Noella mengirimnya pesan dan memintanya melihat akun sosial media Gracia.
Evelyn menelan ludah. Grace sudah menghapus semua fotonya bersama Noah di galery sosial medianya, dan ia juga baru saja mengunggah cerita, dan mengatakan bahwa dirinya kini lajang dan bahagia.
Grace juga menunjukkan jepretan layar dimana ada puluhan orang yang langsung membalas ke ceritanya barusan, dan bertanya kenapa dirinya dan Noah tak lagi pacaran.
Grace menyebutkan bahwa ia dan Noah berpisah karena mereka sama-sama sadar bahwa hubungan mereka tidak bisa lagi berjalan. Ketidakcocokan mulai terasa dan hal tersebut semakin membuat mereka yakin pada keputusan untuk berpisah.
Setelah itu, Grace menegaskan bahwa ia dan Noah putus secara baik-baik tanpa ada masalah diantara mereka berdua, yang artinya, mereka tidak saling membenci, dan bahkan berjanji akan kembali jadi teman baik setelah ini.
Evelyn yang membaca semua itu kini tak kuasa menahan debaran jantungnya. Grace adalah seniornya yang luar biasa. Ia begitu hebat karena bisa mengambil tindakan seperti ini.
Kini senyuman kecil tak kuasa tersungging di bibir Evelyn, menyadari bahwa meskipun Grace dan Noah sudah berpisah, namun mereka masih bisa berteman, sehingga Evelyn juga tidak perlu merasa bersalah lagi pada keduanya.
"Kenapa gak masuk?"
Tiba-tiba suara itu terdengar, membuat Evelyn tersentak. Ia menengok ke samping dan melihat seorang laki-laki yang berjalan menghampirinya.
Noah sudah mandi dan mengenakan pakaian gantinya, setelah selesai melangsungkan latihannya yang berjalan hampir tiga jam, dimana ia latihan untuk pertandingannya minggu depan.
Noah sudah meminta Evelyn untuk masuk dan menunggunya di bangku penonton, namun Evelyn menolak dan mengatakan akan menunggu di area samping gedung yang begitu sepi.
Evelyn tak menjawab dan hanya tersenyum. Ia melihat Noah yang kini duduk di sampingnya.
"Maaf lama nunggu," ucap Noah.
"Enggak kok, kan aku juga baru dateng sejam yang lalu," jawab Evelyn.
"Sejam itu lama," sahut Noah lagi, namun Evelyn hanya terkekeh.
Noah memperhatikan gadis yang tersenyum padanya. Ia tidak terlihat kesal walaupun sudah menunggu satu jam sendirian disini.
"Kamu gak mau nunggu di dalem, karena takut ada yang liat kita?" tanya Noah.
Evelyn begitu tersentak mendengarnya. Benar, pemikiran Noah sangatlah tepat.
Pasalnya di dalam aula ini, ada cukup banyak wajah yang Evelyn kenali, salah satunya Mario, dan juga beberapa seniornya di kampus.
"Hehe," ucap Evelyn.
"Kenapa? kan aku udah putus dari Grace, dia juga udah bikin pengumuman kan?" ucap Noah.
"Tapi kan baru kemaren ngumuminnya, pasti aneh kalo kita udah keliatan orang lagi berduaan," ucap Evelyn, mengingat Grace dan Noah baru putus tiga hari yang lalu.
Noah kini menghela nafas kasar. Ia menyadari bahwa Evelyn sangatlah terpacu pada saran Grace untuk tidak membiarkan orang lain tahu soal hubungan mereka selama beberapa bulan ke depan.
"Kalo gitu, kenapa kamu gak ke rumahku aja, nunggu disana?" tanya Noah lagi.
Evelyn menggeleng. "Aku tetep pengen dateng kesini, buat nyemangatin kak Noah," ucapnya dengan senyuman lebar di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
RomanceLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...