Hari yang sudah cukup lama ditunggu akhirnya tiba. Di area parkiran gedung pertandingan yang sudah begitu ramai didatangi orang, seorang gadis sedang mencari mobil kakaknya.
Evelyn mencari Ezra dan Frida yang baru saja turun, dan mengabari bahwa mereka sudah sampai. Tak butuh waktu lama, iapun menemukan mereka, dan langsung menghampiri keduanya.
Senyuman di bibir Evelyn seketika tersungging, melihat keponakannya yang digendong oleh Frida, dan sudah mengenakan pakaian bermain yang begitu lucu berwarna kuning, sama sepertinya.
"Aaa.. cantik banget ponakanku.." ucap Evelyn, menoel-noel pipi Freya dengan gemas.
"Kita beneran boleh masuk, Evelyn? ada bangkunya gak?" tanya Frida yang menggendong puterinya.
"Ada kak, udah aku siapin tadi, ayo."
Evelyn akhirnya mengajak kedua kakaknya untk masuk ke dalam gedung pertandingan, dan langsung menuju ke area bangku penonton yang sudah cukup banyak dipenuhi orang.
Evelyn menuntun kedua kakaknya ke arah bangku yang posisinya paling depan. Ia sengaja mengambil posisi ini agar Frida dan Ezra merasa nyaman selama pertandingan berlangsung.
Dua kawan Evelyn yang menempati bangku tersebut, kini berdiri setelah Frida dan Ezra tiba.
Noella dan Salma langsung menghampiri Freya dan menunjukkan rasa gemas mereka pada balita tersebut, membuat Freya terlihat malu dan menyembunyikan wajahnya di pelukan ibunya.
"Makasih ya udah dijagain tempatnya," ucap Frida.
"Sama-sama kak, kalo gitu kita ke belakang ya, tempat kita udah ada di belakang," ucap Noella.
"Oke," sahut Frida.
Kini Evelyn, Noella dan Salma melambaikan tangan mereka pada Freya yang memperhatikan dengan seksama, kemudian berjalan pergi.
Ezra dan Frida sama-sama tersenyum melihat itu. Keduanyapun duduk di bangku.
"Deket banget ya posisinya," ucap Frida, menyadari betapa dekatnya mereka ke arena pertandingan.
Ezra mengangguk-angguk dan tersenyum. "Bagus deh, biar keliatan mukanya si Noah," ucapnya.
Sementara itu, seorang laki-laki yang namanya barusan Ezra sebutkan, sudah berada di ruangan khusus para atlet yang hendak melakukan pertandingan.
Noah melakukan beberapa kali pemanasan, meregangkan otot tangan serta kaki yang akan banyak ia gunakan selama pertandingan.
Tiba-tiba, pintu ruang tunggu yang hanya diisi olehnya, terbuka dari luar, menampilkan seorang perempuan.
Noah menengok, dan melihat ke arah perempuan itu. Ia sedikit tersentak karena menyangka perempuan itu akan menghampirinya kesini.
Senyuman kecil tersungging di bibir Gracia. Ia memperhatikan mantan kekasihnya, yang sedang mempersiapkan diri untuk pertandingan.
"Tegang amat muka lo, santai aja napa," ucap Grace.
Noah mengerjap. Ia tidak tegang, namun ia memang sedikit gugup karena ada seseorang yang berbeda yang akan menyaksikannya hari ini.
Gracia berjalan mendekati Noah, dengan senyuman di bibirnya.
"Ada apa?" tanya Noah, penasaran kenapa Grace datang kesini.
"Gakpapa, gua cuma mau nyemangatin lo, kali aja lo butuh semangat dari mantan terindah?" ucap Grace, setelah berdiri di hadapan Noah.
Noah tak kuasa tersenyum geli mendengarnya. Ia mengangguk-angguk. "Thanks," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
RomanceLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...