Pagi ini di dalam sebuah kamar, seorang gadis berdiri di samping jendela, dan sedang menunggu kawannya yang hendak mengantarnya pulang.
Evelyn sudah kembali mengenakan pakaian yang ia kenakan semalam. Ia menunggu Noella sambil memandang ke arah halaman depan, dimana seorang laki-laki masih melakukan latihan paginya, dan belum beristirahat juga sampai sekarang.
Bukankah ini sudah terlalu lama? apakah Noah tidak kelelahan? batin Evelyn khawatir.
Kini Evelyn kembali dalam renungannya, sambil memandang Noah dari balik jendela.
Evelyn mengingat ucapan Noella tadi padanya, soal Noah dan Gracia.
Evelyn masih belum yakin bagaimana harus menanggapi hal tersebut. Terlalu banyak teka teki dan pertanyaan di kepalanya, yang Noella pun tak memiliki jawabannya.
Namun jika yang dikatakan Noella memang benar, dan apa yang ia curigai adalah kenyataan, lalu apa yang bisa Evelyn lakukan?
"Udah?"
Evelyn menengok, ke arah Noella yang baru masuk lagi ke kamar.
"Udah, ayo."
Noella dan Evelyn kini keluar dari kamar dan turun ke bawah. Sambil membawa tasnya, Evelyn berjalan di belakang Noella. Ia juga memastikan sekali lagi bahwa gantungan kunci bonekanya sudah masuk ke dalam tas.
Evelyn akan pulang, sebab Noella menyarankannya jika ia tidak mau berhadapan dulu dengan Noah, maka lebih baik ia pulang sebelum Noah selesai dengan latihannya.
Kini keduanya berjalan keluar dari rumah. Evelyn buru-buru mendekat ke samping Noella, agar dirinya tertutupi dari pandangan Noah yang sedang latihan di halaman.
Evelyn terus berjalan sambil menunduk, namun kemudian ia tak tak menahan diri dan melirik ke arah samping sana.
Benar saja, pandangannya langsung bertemu dengan pandangan Noah, yang saat ini berdiri terdiam di dekat samsak tinjunya, dengan tubuh yang sudah berkeringat dan terlihat sedang mengatur nafasnya.
Evelyn dengan cepat mengalihkan pandangannya lagi. Ia bisa pingsan karena rasa gugup dan malu di sekujur tubuhnya, jika Noah sampai menghampirinya kesini.
Evelyn meminta Noella buru-buru menyalakan motornya, dan gadis itupun segera naik ke boncengan Noella.
Evelyn menepuk-nepuk pinggang Noella dan memberi kode agar kawannya buru-buru melaju, namun malah berakhir dimarahi oleh Noella yang masih memanaskan motornya.
Dari kejauhan, Noah yang sedang berada di tengah waktu latihannya, menyunggingkan senyuman kecil di bibirnya.
Noah menyadari betapa paniknya Evelyn di kejauhan sana, melihat kehadirannya disini.
Gadis itu juga berlagak seolah ia tidak mengintip Noah latihan sedari tadi.
Dan juga, kenapa Evelyn begitu panik? apakah ia malu karena Noah sudah melihat tubuh telanjangnya dan bahkan mengganti pakaiannya semalam, atau ia malu karena sudah menyatakan perasaannya pada Noah?
Noah tak kuasa tersenyum. Ia kini memikirkan apa yang akan ia lakukan selanjutnya pada Evelyn, untuk membuat gadis itu semakin malu berhadapan dengannya.
Ditengah suasana pagi hari yang cerah dan sejuk itu, perhatian ketiga orang yang berada di halaman kini teralihkan.
Evelyn yang duduk di boncengan Noella, membulatkan kedua matanya, begitu tersentak melihat seorang perempuan yang turun dari mobil.
"Waduh," ucap Noella yang baru saja hendak melajutkan motornya.
Gracia berjalan melewati gerbang yang terbuka, dengan senyuman penuh binaran di kedua matanya. Ia melihat ke arah Noah kekasihnya, serta Noella yang duduk di atas motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
Storie d'amoreLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...