Pagi ini di parkiran motor, seorang gadis berambut cokelat sedang menunggu kawannya yang bertelfonan dengan seseorang.
Evelyn memperhatikan ke arah gedung arena dimana berbagai pertandingan akan dilangsungkan. Ia menelan ludah dan merasakan kegugupan yang menyelimuti dirinya sedari tadi.
"Gua ke ruang ganti sekarang? sebelah mana?"
Evelyn menengok ke samping, ke arah kawannya Noella yang tadi menjemputnya di rumah, dan datang sambil membawa tas tenteng berisi pakaian cadangan kakaknya yang tertinggal.
"Yaudah iya, gua kesana."
Noella mematikan panggilannya, kemudian menatap Evelyn yang sedari tadi menunggunya.
"Gua mau nganter ini dulu ke kakak gua, ayo lo ikut aja," ucap Noella.
"Gak usah, aku langsung nyari tempat duduk aja," sahut Evelyn segera.
"Jangan, di dalem udah rame, nanti kita malah susah ketemu lagi," ucap Noella, sembari berjalan dan menarik tangan Evelyn menuju ke gedung pertandingan.
Evelyn yang mendengar itu menelan ludah dan ikut berjalan. Apakah itu artinya, ia harus ikut menuju ke ruangan dimana Noah berada?
Evelyn belum siap. Meskipun ini sudah beberapa hari berlalu semenjak kejadian di kamar, ia tetap saja belum sanggup untuk sekedar menunjukkan dirinya di hadapan Noah.
Kini Noella berjalan melewati area yang tadi diberitahu kakaknya. Ia memasuki sebuah pintu, lalu melewati kerumunan orang yang juga berada di dalam untuk menemani dan mempersiapkan para atlet dari tiap Universitas yang akan bertanding hari ini.
"Disini kayanya," ucap Noella, setelah mereka sampai di depan sebuah pintu.
Noella mengetuk sesaat, sebelum membuka pintu tersebut dan melihat ke dalam.
Noellapun masuk ke dalam, membuat Evelyn sedikit panik.
Evelyn tidak mau masuk. Ia merasa tidak perlu masuk, akan tetapi ia juga menyadari area dimana dirinya berdiri saat ini sedang ramai dan sempit. Banyak tatapan juga yang tertuju ke arahnya.
Akhirnya Evelyn masuk, untuk menghindari rasa canggungnya menunggu Noella di depan.
Jangung Evelyn berdebar kencang. Ia berdiri di balik pintu, dan melihat Noella sedang memberikan sesuatu pada kakaknya, yang ternyata sedang sendirian di dalam ruangan.
"Udah kan, ini aja?" tanya Noella, setelah memberikan tas tentengnya pada sang kakak.
Noah yang sudah mengenakan celana seragamnya, namun belum mengenakan atasan dan masih bertelanjang dada, sedang memeriksa isi tas yang dibawa Noella. Ia mengangguk setelah melihat semua yang ia butuhkan berada di dalam sana.
Kini Noahpun menatap lagi ke depan, dan pandangannya tertuju pada seorang gadis yang berdiri di dekat pintu.
Evelyn segera membuang wajahnya, dan berusaha menenangkan debaran jantungnya.
"Yaudah, gua mau nyari tempat duduk dulu," ucap Noella, berbalik dan berjalan menuju pintu.
Evelyn yang mengalihkan pandangan tak menyadari hal itu. Ia begitu tersentak ketika melihat Noella yang sudah berdiri di sampingnya.
"Ayo?" ajak Noella, menarik gagang pintu dan berjalan keluar.
Evelyn mengangguk dan hendak mengikuti, namun pintu tersebut malah langsung tertutup setelah Noella melangkah keluar.
Evelyn begitu tersentak. Ia refleks melihat ke belakang, menyadari ada seseorang yang mendorong pintu tersebut hingga dirinya tidak bisa keluar.
Jantung Evelyn lagi-lagi berdebar kencang. Kepanikan langsung menyelimutinya begitu besar.
![](https://img.wattpad.com/cover/343613150-288-k460731.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Noah's Girlfriend
Roman d'amourLaki-laki itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan besar. Rahangnya tajam bahkan ketika dilihat dari depan. Rambutnya juga pendek seolah dirinya adalah bagian dari anggota kepolisian. Ia sama sekali tidak cocok berperan sebagai anak SMA, batin Evel...