06. Kota Mandalore

20.3K 1.6K 7
                                    

Suara kicauan burung yang terdengar merdu, tak membuat Beverly terbangun dari tidurnya. Bella menggelengkan kepalanya saat melihat majikannya tidur terbalik dan terlentang, sangat tidak memperlihatkannya sebagai bangsawan sama sekali.

"Nona ayo bangun." Ucap Bella menggerak-gerakkan tubuh Beverly supaya bangun.

"Lima menit lagi." Ucap Beverly seraya merubah posisi tidur ternyaman nya.

"Tidak tidak. Tidak ada lima menit lagi. Hari sudah siang nona. Bukankah nona ingin mendatangi kota Mandalore?" Tanga Bella yang seketika membuat Beverly membuka matanya lebar.

Astaga, mengapa ia bisa melupakan itu?

Tidak, ia tidak bisa terlambat mendatangi toko di kota Mandalore itu. Sebab, bukan tanpa alasan Beverly membeli sebuah toko yang hampir bangkrut itu.

"Mengapa tidak bilang sedari tadi?" Tanya Beverly berlari terburu-buru menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Bella tertawa pelan melihatnya. "Terkadang, berbohong lebih baik hihihi."

***

"Kau bilang hari sudah siang?" Tanya Beverly mendatarkan wajahnya.

Sudah bersiap cepat-cepat lantaran takut terlambat, tapi justru hari masih pagi dengan matahari yang memancarkan sinar hangatnya.

"Hehehe habisnya nona tidak kunjung bangun." Ucap Bella cengengesan.

"Sekarang jam berapa?" Tanya Beverly.

"Jam enam pagi nona." Jawab Bella dengan polosnya.

"Fiks ku cari saja pelayan baru." Ucap Beverly berlalu pergi meninggalkan Bella yang tengah berkaca-kaca.

"Nona? Tidak. Maafkan saya nona hikss maafkan saya." Ucap Bella menghampiri Beverly.

"Tidak dengar tidak dengar." Ucap Beverly menutup telinganya.

"Nonaaaaaaaaaa," rengek Bella.

***

"Kau darimana saja Vernon? Kita sudah lama menunggu mu." Ujar Pierre menuntut jawaban pada Vernon yang baru saja tiba di mansion nya.

Vernon hanya diam menatap sahabatnya itu. Walaupun tubuhnya ada di mansion nya sendiri, tapi jiwa dan pikirannya masih ada di mansion gadis aneh yang berhasil mengusik pikirannya.

"Tidak apa-apa Pierre. Mungkin Vernon ada urusan penting. Kita juga datang nya terlalu pagi." Ucap Gracie menenangkan Pierre.

Gracie mengatakan sebenarnya. Jika hari memang masih pagi, matahari saja baru memunculkan diri ke permukaan. 

"Tidak Gracie. Kita kan akan pergi ke kota Mandalore. Jika tidak pergi sekarang, maka barang yang kita inginkan akan dibeli orang lain." Ucap Pierre.

"Aku akan bersiap." Ucap Vernon melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

Pierre berdecak sebal. "Ck dasar pria dingin! Maafkan Vernon ya Gracie. Awal-awal ia akan dingin seperti ini, tapi kedepannya jika lebih dekat, maka Vernon akan bersikap hangat."

"Iyaa Pierre aku mengerti." Ucap Gracie tersenyum lembut.

"Kau sangat baik Gracie, dan... Sangat cantik." Ucap Pierre yang terpana dengan senyuman menawan Gracie.

Gracie menunduk kepalanya malu-malu dengan pipi yang bersemu merah. "J-jangan mengatakan itu." Lirihnya.

"Apa? Aku tidak mendengarnya." Ucap Pierre semakin mendekatkan diri kepada Gracie.

"J-ja-ngan me-mengatakan itu!" Ucap Gracie mengangkat wajahnya yang kini sangat dekat dengan Pierre bahkan terpaan nafas pemuda itu terasa.

"Kau cantik sekali hari ini." Ucap Pierre tersenyum seraya mengelus lembut rambut Gracie dan berlalu pergi begitu saja entah kemana.

Rescue Favorite Characters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang