Seorang gadis yang tengah terbaring sudah dua hari lamanya, kini menggerakkan jari jemarinya dan membuka matanya secara secara perlahan.
"Ugh." Lenguh gadis itu ketika melihat pencahayaan yang memasuki matanya.
Pranggg
Nampan yang tengah dibawa oleh seorang pemuda jatuh dan mengalihkan perhatian gadis itu.
"Eve? Kamu sudah bangun? Kamu bangun sayang? Eve bangun?" Tanya pemuda itu dengan tersenyum sumringah.
"Ya, aku sudah bangun Vernon." Jawab lirih Beverly tersenyum manis.
Lantas, Vernon langsung menerjang ke dalam pelukan hangat Beverly yang sudah sangat ia rindukan.
"HIKSSS MENGAPA LAMA SEKALI BANGUNNYA?! AKU MERINDUKANMU, SANGAT MERINDUKANMU." Teriak Vernon di dalam pelukan Beverly.
Beverly terkekeh lemah mendengarnya. "Terimakasih telah menunggu ku sayang."
Pipi Vernon rasanya langsung memanas dan semakin mengeratkan pelukannya. "H-huh! Iyaa."
"Hahahaha." Tawa pelan Beverly mengacak-acak rambut Vernon.
"Terimakasih, terimakasih sudah bangun." Ucap Vernon mengelus lembut pipi Beverly.
"Terimakasih sudah menemaniku." Ujar Beverly tersenyum hangat.
"Itu sudah keharusan. Aku akan selalu menemani mu hingga maut yang akan memisahkan kita. Tak akan pernah aku biarkan kamu pergi dari ku." Ucap Vernon menggenggam tangan Beverly.
Beverly terdiam. Ia menjadi teringat perkataan terakhir Artemis. "Ver-"
"Sayang, panggil aku sayang." Pinta kekeuh Vernon yang dibalas senyuman geli oleh Beverly.
"Iyaa sayang iyaa. Aku hanya ingin mengatakan sesuatu yang sedari dulu aku sembunyikan. Tempat ku bukan disini, tempat ku ada di dunia yang jauh dari sini. Aku sudah cukup menjalankan tugas ku. Sekarang, aku akan kembali. Ke rumah ku."
Vernon mengerutkan keningnya lalu menggelengkan kepalanya tersenyum. "Rumah kamu kan disini. Tempat mu kembali dan pulang adalah disini."
"Tidak, memang katakanlah tubuh ku ada disini. Tapi, jiwa ku tidak seharusnya ada disini dan harus kembali ke tempat asal ku. Disana, keluarga ku sudah menunggu. Maaf."
Mendengar hal itu, Vernon berdiri dari duduknya. "Tidak, kau tidak akan kemana-mana. Tempat mu pulang dan kembali hanyalah disini, kepada ku. Jangan mengatakan itu lagi. Aku tidak suka. Beristirahatlah, aku akan mengambilkan makanan untuk mu."
Sungguh, ketika Beverly mengatakan pergi, sudah membuat Vernon tak karuan. Ia tidak bisa jika harus merelakan Beverly pergi.
Sudah dikatakan bukan jika Beverly adalah hidupnya? Jika gadis itu pergi, maka ia pun akan pergi. Akan ia pastikan itu.
Beverly menatap sendu kepergian Vernon. Ia pun tak rela jika harus meninggalkan Vernon. Tapi, ia sadar jika tugasnya telah selesai. Masih bersyukur ia kembali ke kehidupannya yang akan menampar keras kenyataan. Namun, ia lega karena ia dapat melihat keluarganya kembali.
"Vernon, jika memang kita ditakdirkan bersama. Maka, mau sekeras apapun kita menentang, kita akan tetap bersama pula." Gumam Beverly.
"Salam tuan." Suara samar tiba-tiba terdengar.
"Itu suara Arthur. Ada apa ya kira-kira?" Gumam Beverly menajamkan telinganya.
"Waktunya untuk melaksanakan hukuman mati kepada tuan Harley dan nona Gracie. Para kesatria Cornelius sudah menunggu tuan untuk melaksanakannya." Ujar Arthur yang detik itu membuat Beverly menutup mulutnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...