Disuatu ruangan yang tidak luas, dengan tembok yang sudah lapuk dan langit-langit ruangan berlubang serta warnanya yang luntur. Terdapat seorang gadis yang tertidur sembari memeluk sebuah buku dengan erat. Hanya saja, tetesan air mata keluar dari sudut matanya.
Perlahan, gadis itu membuka matanya dan menatap langit-langit ruangan yang sudah sangat ia rindukan. "Aku kembali."
"ROSE AYO BANTU BIBI." Teriak nyaring seorang wanita diluar sana.
"IYAAA SEBENTAR." Teriak gadis itu.
Ia adalah Rose. Jiwa yang dulu sempat tersesat di dunia antah berantah dan menjalani kehidupan berulang-ulang. Ternyata, akhirnya ia kembali ke dunianya.
Dunia yang telah menampar kenyataan betapa kejamnya dunia untuk kalangan bawah. Rose menjadi tersadarkan, dunia saat ini dan dunia novel memiliki kemiripan. Yaitu, yang kuat akan menindas yang lemah dan yang lemah akan selalu dibawah.
Rose menyentuh pipinya yang terasa basah. "Eh aku nangis? Apa iler ya?"
Tak mau memikirkan lebih lanjut, Rose hendak berdiri dari tidurnya. Namun, perhatiannya tertuju pada sebuah buku yang ia genggam dengan judul My Love Saintess.
Dengan penasaran, gadis itu membuka buku tersebut. Hanya saja, setiap lembaran yang ia buka tidak ada sedikitpun kata tulisan alias kosong!
"Loh loh loh kok tidak ada?" Tanya Rose terkejut.
"ROSE CEPETAN!" Teriakan nyaring seorang wanita kembali terdengar.
"IYAAA IYAA SEBENTAR!" Teriak Rose kembali.
Ia pun meletakkan bukunya dan langsung berlari menuju bibi nya yang sudah menunggunya diluar rumah.
"Mengapa teriak-teriak bibi? Telinga ku sudah hampir berdengung mendengar teriakan mu itu." Ucap Rose setibanya disana.
Wanita paruh baya yang ada di depan Rose mengerjapkan matanya bingung. Lalu, ia menjitak kepala Rose, membuat gadis itu meringis.
"Udah siang jangan ngelantur! Ngomong kok aneh gitu." Ucap wanita itu.
Rose mengerucutkan bibirnya sembari memegang kepalanya yang terasa sakit. "Sungguh terlalu."
"Udah ah nih bantuin bibi jemurin baju. Bibi mau cari duit dulu." Ucap wanita itu memberikan sebuah ember yang berisikan baju-baju basah.
"Iyaa iyaa." Kesal Rose. "Betapa malangnya diri mu Rose. Memang ya, dunia mimpi lebih baik dibandingkan kenyataan. Realitanya cuyyy ngeri banget."
***
Setelah menyelesaikan tugas menjemurnya, Rose memasak untuk para saudara-saudaranya yang sudah ia anggap seperti adik. Lalu, mengantarkannya ke sekolah.
Seusai mengantarkan, Rose langsung pergi ke tempat kerjanya. Yaitu, rumah makan yang sering disebut warteg.
Masih bersyukur ia bisa bekerja disana. Karena, jika mencari pekerjaan dengan lulusan SD bahkan SD pun tidak lulus, akan sulit mencari pekerjaan.
Melakukan pekerjaan di rumah makan hingga sore hari. Lalu setelahnya ia berjualan hingga malam hari. Sangat melelahkan sebenarnya, tapi mau bagaimana lagi?
Kehidupan disini tidak seperti ketika ia berada di tubuh seorang bangsawan. Dari bangun dan hingga tidur akan selalu disiapkan oleh para pelayan.
Menghelakan nafasnya, Rose menduduki dirinya disamping dagang-dagangannya. Ia berjualan makanan yang ia dapatkan dari orang lain dengan bayaran memang tidak seberapa. Tapi, ini cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
"Permisi, saya ingin membeli ini." Ujar tiba-tiba seorang wanita.
Rose mendongakkan kepalanya. Namun, alangkah terkejutnya ketika ia melihat seorang wanita yang sangat dikenalinya. Dia, benar-benar mirip dengan seseorang di dunia novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...