Kereta kuda dan beberapa kuda yang ditumpangi para kesatria berhenti setelah menempuh perjalanan cukup jauh dan kini telah tiba di depan kuil yang tidak terlalu ramai.
Beverly menghelakan nafasnya untuk menetralkan degup jantungnya. Vernon sendiri turun terlebih dahulu, lalu membantu Beverly untuk keluar.
Pelantikan Baronetess hanya diadakan oleh perwakilan bangsawan, kerajaan serta para pendeta kerajaan.
"Tidak perlu gugup." Bisik Vernon yang di dengar baik oleh Beverly.
"Aku tidak gugup!" Sentak Beverly. Ucapan dan sikap berbanding terbalik. Ia benar-benar gugup.
Kedatangan mereka di dalam kuil membuat orang-orang yang ada disana terkejut. Bagaimana bisa seorang bangsawan rendah bisa bersama Vernon bangsawan tinggi ke tiga dibawah Raja dan Duke?
Pierre sendiri yang menjadi perwakilan kerajaan dan selaku sahabat dari Vernon terkejut melihatnya. Bukankah gadis itu adalah pemilik toko? Ternyata ia seorang Baronetess?
Beverly tak kalah terkejutnya saat melihat keberadaan Pierre yang kini menatapnya terkejut.
"Pierre ada disini?" Tanya Beverly pada Vernon.
"Dia putra mahkota." Jawab Vernon membuat Beverly membolakkan matanya terkejut.
"Mengapa tidak bilang?!" Bisik Beverly sedikit kesal. Lebih tepatnya supaya tidak ketahuan jika ia sangat mengenali mereka.
Tapi, ia cukup terkejut Pierre akan datang. Setahunya, di dunia novel mengatakan Pierre lebih memilih bertemu dengan Gracie dibandingkan menghadiri pelantikan Baronetess.
Vernon menuntun Beverly hingga berhadapan dengan pendeta kerajaan. Setelahnya, ia memundurkan langkahnya dan berdiri di samping Pierre.
"Mengapa tidak bilang jika Beverly calon Baronetess?" Bisik Pierre yang diabaikan oleh Vernon. "Untung aku orang penyabar."
"Baiklah, sebelumnya saya mohon ijin kepada putra mahkota Enchancia untuk memulai pelantikan kebangsawanan Baronetess hari ini." Ucap sang pendeta sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Silahkan." Ujar Pierre.
Setelah pengucapan Pierre. Para perwakilan berdiri tegak serta dua pendeta lainnya memberikan bendera kebanggaan Enchancia. Beverly segera menempelkan bendera itu ke keningnya.
"Beverly Roosevelt Eleanor. Apakah anda bersumpah mengemban tugas sebagai Baronetess dengan sebaik-baiknya?" Tanya sang pendeta.
"Ya, saya bersumpah."
"Beverly Roosevelt Eleanor. Apakah anda bersumpah untuk selalu taat dan patuh pada kerajaan Enchancia?"
"Ya, saya bersumpah."
"Beverly Roosevelt Eleanor. Apakah anda bersumpah untuk selalu mengayomi para rakyat?"
"Ya, saya bersumpah."
"Silahkan untuk mengikrarkan sumpah anda selama menjalankan gelar sebagai Baronetess." Ujar sang pendeta.
Beverly mengangkat kepalanya. Lalu menaruhkan tangannya pada bola suci yang bercahaya.
"Demi Dewa Apollo saya bersumpah bahwa saya Beverly Roosevelt Eleanor akan memenuhi kewajiban sebagai Baronetess dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh prinsip kerajaan Enchancia dan menjalankan segala peraturan dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada kerajaan Enchancia,
Demi Dewa Apollo saya bersumpah bahwa saya Beverly Roosevelt Eleanor, untuk diangkat menjadi kebangsawanan Baronetess, akan setia dan taat sepenuhnya kepada pedoman dan peraturan kerajaan Enchancia. Bahwa saya Beverly Roosevelt Eleanor, akan mentaati segala peraturan yang berlaku dan melaksanakan tugas Baronetess yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab. Bahwa saya, Beverly Roosevelt Eleanor, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan kerajaan dan martabat Baronetess, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan kerajaan serta rakyat daripada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongan,
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...