"Hah... Mengapa pertengkaran adik kakak ini rumit sekali?" Ujar Beverly tanpa sadar.
"Maksudku, mengapa tidak mengikuti kemauan masing-masing? Jika Kaylee ingin merasakan dunia bebas, maka turuti saja. Sebagai gantinya, ia pun akan menuruti mu untuk datang ke rumah mu. Apa susah nya?" Tanya Beverly pada akhirnya jengah.
"Siapa kau seenaknya memberikan saran?" Tanya Isaac menaikkan satu alisnya.
"T-tentu saja aku... Beverly hehe siapa lagi memang nya?" Tanya Beverly gugup. "Aishh menyebalkan atmosfer antagonis ini!"
"Dia pahlawan ku kak!" Ujar Kaylee dengan sungguh-sungguh. "Dia menyelamatkan ku saat aku terluka. Dia yang menemani ku di dunia bebas ini. Jadi jangan pernah membentak nya! Aku tidak suka!"
"Baiklah baiklah. Aku akan menuruti permintaan mu untuk merasakan kebebasan. Tapi, kau harus mengatakannya terlebih dahulu kepada ayah." Pinta Isaac membuat Kaylee hendak menolak namun mengurungkan niatnya saat mendengar perkataan Beverly.
"Ayah mu mengkhawatirkan mu Kaylee. Setidaknya, kau harus menghargai seseorang yang menyayangi mu sebelum kau menyesal. Tidak ada salahnya untuk menceritakan kepada ayah mu apa itu keinginan mu. Maka akan aku pastikan jika ayah mu akan mengerti." Ucap Beverly tersenyum lembut.
Bagaimana pun ia sangat mengerti rasanya kehilangan. Sangat teramat menyakitkan.
Isaac menyadari nada sedih yang diutarakan oleh Beverly. Ada apa dengan gadis ini?
"Baiklah..." Ucap Kaylee pada akhirnya menyetujui.
"Syukurlah. Terimakasih Kaylee." Ucap Isaac memeluk erat Kaylee.
"Uhm maafkan aku karena sudah membuat kalian khawatir." Sedih Kaylee membalas pelukan hangat sang kakak.
Licia dan Beverly yang melihatnya terharu akan kehangatan seorang adik dan kakak. Beverly menjadi teringat dengan adik-adiknya. Ia sungguh merindukan mereka.
"Permisi, mohon maaf mengganggu waktunya." Ujar sang pengawal yang tiba-tiba datang.
Isaac dan Kaylee melepaskan pelukannya. "Ada apa?" Tanya Beverly.
"Mohon izin menjawab, di depan mansion ada putra mahkota Pierre, tuan Grand Duke dan calon saintess, nona." Jawab sang pengawal.
"Mau apa?" Tanya Beverly bingung sembari berdiri dari duduknya.
"Saya tidak tahu nona." Ucap sang pengawal benar-benar tidak tahu.
"Baiklah. Saya permisi dulu." Pamit Beverly untuk menemui sang tamu diikuti pengawal tadi setelahnya.
Setibanya dihalaman rumah, Beverly benar-benar melihat kehadiran beberapa kesatria Cornelius, Pierre, Vernon dan Gracie.
"Aku tidak menyangka kalian akan datang kemari. Ada apa?" Tanya Beverly dengan ramahnya. "Bukankah kita baru saja bertemu putra mahkota?"
"Kalian baru saja bertemu?" Tanya Gracie menatap Pierre.
"Benar, kita tadi bertemu di kerajaan dan sarapan pagi bersama." Jawab Pierre tersenyum.
"Bahkan Erly diajak makan bersama. Sedangkan aku? Aku tidak pernah." Batin Gracie sedih.
"Untuk apa?" Tanya Vernon menatap tak suka.
"Kau kepo sekali." Cibir Beverly.
"Kepo?" Tanya Vernon mengerutkan keningnya.
"Sangat ingin tahu sekali." Jawab Beverly. "Baiklah jika boleh tahu mengapa putra mahkota, tuan Grand Duke serta calon saintess kita ini datang kemari?
"Oh, kita sebagai perwakilan kerajaan Enchancia ingin bertemu dengan putra mahkota kekaisaran. Ada suatu hal yang ingin diberikan." Jawab Gracie tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...