Setibanya di istana kerajaan, Beverly menjadi perhatian orang-orang yang berlalu lalang dengan tatapan jijik dan marah tertuju kepadanya.
"Maaf Bella... Maafkan aku karena kau harus tiada. Seharusnya aku tidak menghancurkan alur cerita. Ini semua karena salah ku. Maaf, maaf." Batin Beverly yang selalu ia ucapkan disepanjang jalan.
Langkah Beverly, Adelard dan anggota-anggota Cornelius harus dihentikan kala Pierre dan Gracie mendatangi mereka.
"Erly tidak bersalah." Ucap Pierre menatap tajam Adelard.
"Bukti sudah membuktikan jika pelakunya adalah nona Baronetess." Ujar Adelard menatap mereka tanpa ekspresi.
"T-tapi... Erly tidak mungkin melakukan hal itu. Erly tidak bersalah, ia sangat dekat dengan Bella. Tidak mungkin Erly melakukan hal keji seperti itu!" Ucap Gracie menentang keras kepada Adelard.
Beverly menatap Pierre dan Gracie bergantian. Apakah ini adalah karma nya karena merusak alur cerita? Betapa jahatnya ia melakukan hal itu?
Ia sangat tahu betul bagaimana kisah percintaan Pierre dengan Gracie. Seorang gadis malang yang dipertemukan dengan pahlawannya dan mendapatkan cahayanya kembali. Lain dan bukan adalah Vernon dan Pierre.
Betapa jahatnya ia menjauhkan Pierre dan Vernon dari Gracie. Nasi sudah menjadi bubur. Ia tidak bisa memperbaiki kesalahannya. Memang seharusnya ia hanya diam tanpa merusak alur cerita.
Beverly menatap sendu sosok rengkuh tengah tersenyum lembut menatapnya. "Aku percaya, Erly tidak mungkin melakukan itu." Ucap Gracie menggenggam erat tangan Beverly.
Apa ia harus merusak kebahagiaan orang lain demi kebahagiaan nya?
Sekelebat sebuah ingatan melintas pikirannya.
"Nak... Walaupun kita miski, kita harus tau kalo segala sesuatu yang akan menjadi milik kita, maka dengan segala rintangan apapun, akan tetap menjadi milik kita. Tapi, jika bukan milik kita, maka dengan segala rencana apapun, tidak akan pernah menjadi milik kita. Oleh karena itu, jangan mengambil hak orang lain ya nak?" Pepatah sang ayah berikan kepada sang putri. Yaitu Rose sendiri.
Tanpa sadar, buliran bening menetes di pelupuk matanya hingga membasahi pipi dan Isak tangis mulai terdengar.
"Terimakasih hikss terimakasih Gracie." Ucap Beverly tersenyum dengan air mata yang terus keluar.
"Tidak perlu berterimakasih Erly. Sudah seharusnya aku melakukan hal ini. Aku teman mu." Ucap Gracie tersenyum lembut.
Pierre melihat itu. "Apa aku salah menilai Gracie? Dia bukan gadis angkuh dan egois?"
"Harap dapatkan bukti yang membuktikan nona Baronetess tidak bersalah." Ujar Adelard menatap Pierre dan Gracie.
Selanjutnya, ia melanjutkan kembali langkahnya menuju ruang bawah tanah yang dimana, para pelaku kejahatan terkurung disana.
"Pierre, ayo kita cari buktinya."
"Iyaa."
***
Sedangkan dilain tempat, di sebuah ruang kamar luas, terdapat seorang gadis tengah meringis kesakitan kala lututnya terluka.
"Ck kenapa harus jatuh sih. Jadi luka kan." Decak kesalnya menatap luka di lututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...