Seorang gadis bersurai merah muda melangkahkan kakinya dengan anggun sembari tersenyum lembut menikmati pemandangan sekitar yang dipenuhi pepohonan dan air sungai buatan.
"Maaf, apakah dengan lady Beverly?" Tanya seorang pria berbaju kesatria mengalihkan perhatian gadis itu.
"Ya, saya sendiri." Jawabnya dengan tersenyum lembut.
Sesaat, pria itu terpesona akan senyuman Beverly. Namun, segera ia tepis pikiran itu karena ada suatu hal yang lebih penting.
"Putra mahkota sudah menunggu, saya diperintahkan untuk membawa lady ke tempat yang dituju putra mahkota." Ujar kesatria tersebut.
Benar. Hari ini adalah hari dimana undangan pertemuan dengan Pierre dan Vernon telah tiba.
Beverly meneliti sosok pria dihadapannya. Bertubuh tinggi berotot, berkulit sawo matang dan beberapa luka yang terlihat di wajah dan pergelangan tangannya, terlihat tampan dengan kharisma nya. Beverly tahu betul siapa pria ini, ia bernama Randolph, kesatria pribadi Pierre.
Sosok kesatria yang sangat setia kepada Pierre, bahkan nyawa pun dipertaruhkan olehnya. Hanya saja, kini Beverly masih tetap harus mempertahankan tidak tahu apapun.
Merasa diperhatikan, Randolph menundukkan kepalanya malu dengan telinga yang sudah memerah. "M-mari lady."
Randolph menunjukkan jalan kepada Beverly menuju tempat yang dimaksudkan Pierre.
Sembari berjalan, Beverly bertanya dengan binar. "Apakah kamu kesatria bayangan yang seringkali disebut orang-orang mengagumkan?"
"S-saya memang kesatria, tapi bukan kesatria bayangan. Saya hanyalah kesatria pribadi putra mahkota dan saya... tidak se-mengagumkan seperti kesatria yang dimaksud lady." Jawabnya berusaha menetralkan degup jantungnya.
Astaga, ia tidak boleh menjadi pria tua yang menyukai gadis kecil.
Randolph berusia 25 tahun. Padahal, tidak tahu saja jika jiwa di dalam tubuh Beverly bernama Rose pun sudah berusia sama dengannya.
Tak membutuhkan waktu lama, Beverly dan Randolph telah tiba di suatu tempat. Dimana, terdapat satu meja dengan empat kursi ditengah taman yang dipenuhi oleh bunga di dalam taman kaca. Tempat yang menjadi pertemuan Beverly dengan Pierre
"Mari duduk lady. Putra mahkota akan segera tiba." Ujar Randolph mempersilahkan Beverly duduk.
"Terimakasih. Walau kau bukan kesatria bayangan, kau tetap terlihat seperti kesatria keren!" Ujar Beverly antusias setelah menduduki dirinya di kursi.
"Keren? Bahasa aneh apa itu?" Tanya seseorang yang tiba-tiba datang menghampiri mereka.
"Ah, salam Grand Duke." Salam Randolph membungkukkan tubuhnya tak lama setelah mendapatkan anggukan sekali dari Vernon.
"Ck, kau rupanya." Decak kesal Beverly. Berbeda sekali dengan hatinya yang terus menerus berteriak kesenangan.
Vernon menduduki dirinya disamping kanan Beverly. "Bahasa apa itu?"
"Huh, kau tidak perlu tahu itu!" Ucap Beverly memalingkan wajahnya.
"Ck, terserah! Bukankah kau seharusnya datang ke kediaman ku? Mengapa kemari?" Tanya Vernon menuntut jawaban.
Randolph kali ini benar-benar dibuat terkejut dengan pemuda yang membuatnya takjub sekaligus heran. Ternyata pemuda ini bisa berucap panjang rupanya, syukurlah. Manusia satu ini masih bisa disebut manusia.
"Kau sendiri tahu darimana aku kemari?! Lagipula janji temu kita sore hari kan?" Tanya Beverly yang kali ini membuat Vernon memalingkan wajahnya.
"Tidak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya. Jika aku... Ah, tidak tidak." Batin Vernon berusaha menghindari kontak mata dengan Beverly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...