18. Keakraban

14.5K 1.3K 15
                                    

Setelah berdiam diri di ruang kamar yang sangat luas dan lebih mewah berkali-kali lipat dibandingkan kamarnya, Beverly berjalan mengendap-endap keluar kamar untuk mencari angin segar.

Ia sudah berdiam diri semalaman dikediaman Cornelius. Lebih tepatnya mansion Grand Duke Vernon. Benar, Vernon membawa Beverly ke kediamannya.

Sudah dicegah berulangkali oleh Bella dan Kaylee, namun sifat keras kepala Vernon tak membiarkan hal itu terjadi dan menyuruh Bella serta Kaylee untuk pergi ke kediaman Eleanor. Dengan jaminan Beverly akan dijaga dengan baik.

Apa daya dengan kekuasaan seorang Grand Duke yang tak bisa mereka tolak. Bisa-bisa, nyawa mereka melayang.

MAAFKAN KAMI NONA! -Ujar Bella dan Kaylee kala itu.

Disinilah kini Beverly berada. Di dekat danau yang terdapat pantulan sang rembulan, membuatnya betah untuk duduk ditepi danau tanpa alas sedikitpun.

"Aku merindukan kalian." Gumam Beverly menengadah menatap langit malam.

Malam ini, entah mengapa membuatnya merindukan keluarganya. Apa kabar dengan keluarganya disana?

"Aku mencari mu kemana-mana ternyata disini." Ucap Vernon yang baru saja tiba dan menduduki dirinya disamping Beverly.

"Ada apa?" Tanya Beverly tak mengalihkan pandangannya.

"Tidak ada." Jawab Vernon seadanya.

"Apa kau merindukan keluarga mu, Vernon?" Tanya Beverly.

"Ingin aku menjawab jujur atau tidak?" Tanya Vernon menatap Beverly.

Beverly balik menatapnya. "Tidak."

"Maka, aku tidak merindukannya." Ujar Vernon menatap lekat.

Beverly tersenyum mendengarnya. Mengapa ia mempertanyakan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Ia tahu betul jika tiada hentinya Vernon merindukan keluarganya.

"Bagaimana dengan mu?" Tanya Vernon.

"Entahlah, aku hanya ingin ini segera berakhir dan kembali kepada keluarga ku. Disini tidak nyata." Ucap Beverly menatap pantulan dirinya di danau.

Vernon terdiam beberapa saat. "Bisakah kau untuk tetap disamping ku?"

"Hah apa? Kau tadi bicara apa?" Tanya Beverly tak mendengar perkataan Vernon.

"Tidak." Ucap Vernon menatap pantulan Beverly di danau yang nampak bersinar.

"Vernon, maukah kau berjanji kepada ku?" Tanya Beverly.

"Apa?"

"Berjanjilah untuk terus hidup dan menjalani kehidupan mu dengan kebahagiaan. Jangan habiskan waktu mu untuk hal yang sia-sia dan bahkan menyakiti mu." Ucap Beverly menatap Vernon.

"Mengapa aku harus berjanji?"

"Karena.... Karena kau sudah seperti pria tua! Lihatlah wajah tampan mu yang terlihat sia-sia karena terus bekerja. Sesekali, kau harus hidup untuk diri mu sendiri, untuk kebahagiaan mu sendiri." Ujar Beverly menepuk-nepuk pundak Vernon.

Rasanya, Vernon ingin kesal karena dikatakan pria tua. Tapi, setelahnya ia memperlihatkan seutas senyumannya kala mendengar perkataan terakhir Beverly.

Beverly menatap ngeri melihatnya. "Apa kau kerasukan?"

"Kebahagiaan ku ada pada mu, Eve." Ucap Vernon spontan.

"Benar, kau pasti kerasukan. Saha maneh?!" Tanya Beverly berdiri dari duduknya.

Vernon mengerutkan keningnya, lalu tak lama ia tertawa. "Hahaha kau...HAHAHA,"

"Gila, kau sudah gila."

Rescue Favorite Characters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang