Sedari tadi di dalam kereta Cornelius, hanya ada keheningan tanpa ada siapapun yang berniat untuk berbicara.
Setelah pergi dari kediaman Eleanor dengan sedikit usiran halus yang diberikan Isaac untuk Gracie. Pierre sebagai putra mahkota kerajaan Enchancia mau tak mau izin pamit pulang begitupun dengan Vernon.
Hingga kini, Gracie yang biasanya berceloteh ria, kini hanya diam dengan kepala menunduk. Ia masih merasa malu dan entah mengapa kesal secara bersamaan.
"Saintess Halina bilang jika kita tidak pernah merasakan rasa kesal. Tapi mengapa aku merasakan itu?" Batin Gracie dengan isi kepala penuh pertanyaan.
Gracie masih malu dengan perkataannya yang mengatakan Kaylee adalah rakyat biasa. Ia mana tahu jika Kaylee sebenarnya memiliki status sosial lebih tinggi darinya.
Bagaimana ini? Apa ia akan terancam untuk tidak menjadi saintess? Tidak. Tidak boleh. Usaha nya yang selalu sabar akan sia-sia.
Lagipula, mengapa Beverly tidak memberitahukannya? Apa Beverly tidak ingin jika ia dekat dengan Kaylee?
"Entah mengapa... Aku merasa Beverly sangat licik, Pierre." Ucap Gracie pada akhirnya menatap Pierre.
Vernon menatap tajam saat mendengar itu. Apa katanya? Beverly licik? Huh lihat sekarang, maling teriak maling.
"Cukup, Gracie." Ucap Pierre memijat pangkal hidungnya.
"T-tapi Pierre... Aku benar-benar merasa seperti itu. Vernon pun menyadarinya kan?" Tanya Gracie dengan sungguh menatap Vernon.
"Memuakkan. Aku berhenti disini." Ucap Vernon mengetuk pintu kereta kuda.
Kereta kuda pun berhenti. Tanpa berpikir panjang, Vernon langsung turun dari dalam kereta kuda tanpa menghiraukan panggilan Pierre.
"Astaga." Ucap Gracie menutup mulutnya terkejut. "Lihat kan Pierre? Bahkan Vernon sudah terpengaruh!"
"Hah... Aku bilang cukup ya cukup Gracie!" Teriak Pierre tanpa sadar.
"Putra mahkota ada apa?" Tanya Randolph terkejut saat Vernon keluar dari dalam kereta kuda dan mendengar teriakan Pierre.
Gracie menatap Pierre berkaca-kaca. "Pierre... K-kau membentak ku? Bilang pada ku Pierre jika kau hanya bercanda dan tidak berniat kasar kepada ku hikssss bilang Pierre bilang!"
"CUKUP GRACIE!" Teriak murka Pierre membuat Gracie tersentak dan menangis sejadi-jadinya.
"Lanjutkan perjalanan nya Randolph." Ucap Pierre tanpa ekspresi apapun.
Walau terkejut, Randolph menganggukkan kepalanya. "Baik putra mahkota."
Setelahnya, kereta kuda pun berjalan kembali. Selama diperjalanan hanya terdengar tangisan Gracie tanpa mau berhenti.
"Apa salah ku? Mengapa aku lagi yang dibentak dan dibentak? Ini semua karena Beverly! Andai... Andai dia memberitahu ku jika Kaylee adalah putri kekaisaran, maka semua ini tidak akan terjadi." Batin Gracie mengepalkan tangannya disela tangisannya.
"Dugaan ayah sepertinya salah. Gadis ini tidak pantas." Batin Pierre yang mengeraskan rahangnya berusaha menahan amarah.
***
Sedangkan Beverly yang menjadi pembicaraan para tokoh diatas, kini tengah terbaring terlentang diatas ranjang dengan pikiran yang menerawang jauh di kehidupan pertama sebagai figuran.
"Tidak ada yang berbeda. Namun mengapa kali ini berbeda? Apa sungguh ini karena dampak aku mengubah alur cerita?" Gumam Beverly menatap langit-langit kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rescue Favorite Characters [END]
FantasyApa yang ada di dalam pikiran mu ketika seseorang mengulang kehidupan 99 kali di dunia asing? Roseanne Ilyana, kerap disapa Rose. Bereinkarnasi ke dalam novel yang sangat ia gemari hingga tak terhitung berapa kali gadis itu baca. Tiba-tiba, secara a...