41. Hancur

11.5K 872 5
                                    

Gracie yang melihat itu gelagapan dengan tanpa sadar air mata keluar dari pelupuk matanya. "B-berhenti, jangan bicara lagi. Racun nya akan menyebar"

"T-tidak... Ini sudah takdir hidup ku untuk berakhir, tugas ku sudah selesai." Ucap Beverly lirih.

Gracie menggelengkan kepalanya menolak perkataan Beverly. "T-tidak hikssss maafkan aku, maafkan aku... Kau tidak boleh mati Erly tidak boleh hikssss tidak boleh. B-bagaimana dengan Vernon? D-dia... Dia pasti bersedih hikssss,"

"Untuk itu... Aku hanya bisa berdoa semoga kita bisa bertemu dikehidupan yang lain." Ujar Beverly menatap langit-langit ruangan dengan tersenyum tipis.

Ternyata, rencananya untuk bahagia dengan Vernon harus pupus. "Sia-sia ya? Semua yang kita lakukan rasanya sia-sia. Takdir yang kita terima rasanya tidak adil."

Gracie tidak menjawab. Ia hanya menangis dan menangis sembari menggenggam erat tangan Beverly. Jika boleh jujur, ia sungguh tidak ada niatan untuk membunuh Beverly. Bahkan, untuk membunuh Bella, hewan-hewan tak berdosa, dan pelayannya yang setia itu, ia sungguh tidak ada niatan seperti itu. Rasanya, rasanya jiwa kegelapan telah menyelimutinya. Ia sangat menyesal. Seharusnya ia tidak melakukan itu.

"A-aku menyesal hikssss aku menyesal... Seharusnya aku tidak melakukan ini, maafkan aku Erly maafkan aku hikssss,"

Beverly hanya bisa tersenyum lembut dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya sembari menatap Gracie. Ini semua salahnya. Jika ia tidak merusak alur cerita, Gracie yang memiliki hati murni tidak akan mungkin melakukan hal ini.

***

Sedangkan di lain tempat, lebih tepatnya aula besar yang akan diadakannya pernikahan Beverly dan Vernon.

"Waktu baik sudah hampir terlewat. Kemana pengantin wanita?" Tanya saintess Halina menatap Licia dan Kaylee.

"Seharusnya kak Erly sudah kesini. Apa aku susul saja?" Tanya Kaylee bingung.

"Tidak, biar aku saja." Ucap Vernon yang langsung berlalu pergi meninggalkan aula. Perasaannya menjadi mendadak gelisah. Ia berharap jika calon istrinya itu baik-baik saja.

Sudah sedari tadi hati dan pikirannya tak tenang. Seolah ada hal buruk yang akan terjadi dengan calon istrinya. Perasaan tidak enak itu semakin terasa kala Beverly tak kunjung datang.

Arthur yang melihat itu, tanpa berpikir lama langsung mengikuti Vernon. Diikuti oleh Pierre, Kaylee, Noella, Isaac dan Halina. Tentunya dalam hal ini, orang-orang menjadi saling berbicara mengenai lamanya acara dimulai.

***

Kembali pada Beverly yang kini nafasnya semakin terasa tercekat. Pandangannya sudah sangat memburam. Sekedar untuk menggerakkan jemari saja sulit, apalagi menggerakkan seluruh tubuhnya?

Gracie yang disampingnya terus saja mengisakkan tangisnya semakin kencang. Gadis itu benar-benar merasa bersalah.

Seorang pria yang baru tiba di ruangan Beverly menjadi terdiam dengan wajah yang pucat. "E-eve..."

"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA EVE SIALAN?!" Marah Vernon yang langsung mendorong keras Gracie hingga membuat gadis itu terbentur tembok dengan keras.

BRAKKK

"V-vernon... Apakah itu kau?" Tanya lirih Beverly yang matanya tidak bisa melihat jelas. Tidak ada tenaga untuk itu. Sekedar bicara saja ia hanya mampu melontarkan dengan lirih.

Halina, Arthur, Pierre, Kaylee, Noella dan Isaac yang baru saja tiba menunjukkan ekspresi wajah yang sama. Terkejut dan tubuh menegang menatap tak percaya.

"E-erly..."

Vernon meraih tangan Beverly yang terasa dingin. Hatinya yang khawatir membawa buliran air mata untuk keluar dari pelupuk matanya. "A-apa yang terjadi hm? Apa yang terjadi kepada mu? Mengapa bisa hikssss mengapa?"

Rescue Favorite Characters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang