11. Desa Daekrahm

16.7K 1.3K 16
                                    

Seperti yang direncanakan oleh Beverly. Hari ini di pagi hari sekali, bahkan matahari belum menampakkan dirinya, ia telah bersiap-siap untuk pergi ke tempat terpencil yang akan ia tuju.

Suatu tempat yang diabaikan oleh para bangsawan. Serta, suatu tempat dimana Beverly akan bertemu dengan saintess dan melancarkan aksinya. Nama tempat itu adalah desa Daekrahm.

Dengan pakaian sederhana, ia membantu para pengawal dan pelayan untuk memasukkan barang-barang yang dibutuhkan ke dalam kereta kuda.

Dengan pakaian sederhana, ia membantu para pengawal dan pelayan untuk memasukkan barang-barang yang dibutuhkan ke dalam kereta kuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia membawa banyak barang, makanan dan pakaian. Itu karena ia akan berada disana selama satu pekan. Beverly tidak hanya ingin melancarkan rencananya, tapi ia juga benar-benar ingin membantu orang-orang yang membutuhkan. Karena ia sendiri pernah berada di posisi mereka. Sangat menyakitkan jika harus menahan lapar disaat ingin tertidur lelap.

"Nona benar-benar ingin melakukan ini?" Tanya Licia setelah memasukkan barang terakhir ke dalam kereta kuda.

"Tentu saja yakin." Ucap Beverly dengan sungguh. "Apa kau tidak yakin kepada ku?"

"Bukan seperti itu nona. Ini benar-benar terlalu terburu-buru dan tidak ada persiapan. Apalagi, nona masih usia remaja. Tempat yang di datangi nona bukanlah tempat kumuh biasa. Selain tempatnya yang bau, tempat itu pun banyak penyakit. Tidak ada yang bertahan disana nona." Ujar Licia khawatir.

"Tidak usah khawatir Licia. Tidak ada yang terjadi apa pun kepada ku. Apa tidak jahat, kita yang mengetahui kondisi disana tapi tidak membantu?" Tanya Beverly menatap Licia dan para pelayannya bergantian.

Licia menghelakan nafasnya pasrah dan tersenyum lembut kepada anak perempuan yang dulu ia rawat sepenuh hati, kini telah tumbuh dewasa. Layaknya orang tua menyayangi putrinya, Licia mengusap lembut surai pink Beverly.

"Astaga, ternyata anak kecil ini telah tumbuh dewasa. Nona tahu? Nona seperti ibu nona. Ia sangat baik hati dan selalu menolong orang yang membutuhkan. Bahkan, wajah nona pun sangat mirip dengan mendiang. Saya harap, nona selalu berada di perlindungan dewa Apollo." Ucap Licia dengan mata berkaca-kaca.

"Terimakasih, Licia." Ucap Beverly seraya menghapus air mata yang tanpa sadar menetes pada pipi berkerut Licia.

"Nona saya ikut ya? Saya mohon." Ucap Bella yang tidak bosan mengatakannya.

"Tidak Bella, terimakasih. Aku akan pergi dengan dua pengawal saja. Aku ingin serius menjalankan tugas ku sebagai Baronetess." Ucap Beverly membuat Bella menurunkan bahunya sedih. "Kalian jaga tempat ini selama aku pergi ya. Jaga kesehatan kalian semua."

Sebelum memasuki kereta kuda. Beverly menatap para pelayan, juru masak dan para pengawal yang menatap Beverly sedih. Bahkan ada beberapa yang sudah menangis terisak. Sebenarnya, Beverly pun tak tega, ia sudah menganggap mereka semua keluarganya.

"Semangat rose, kau tidak boleh lemah." Batinnya. Setelah memantapkan hatinya. Ia memasuki kereta kuda.

"HATI-HATI NONA!" Teriak mereka serempak sembari melambaikan tangannya.

Rescue Favorite Characters [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang