2. Home VS School

2.9K 148 16
                                    

Happy reading

Jangan lupa vote & komen

🤍🤍

Priiiiit!

"ANCUR! PERMAINAN KALIAN ANCUR!" teriak Jav menggema di lapangan basket indoor SMA Neo.

"BISA SERIUS GAK SIH LO PADA!?"

Para anggotanya tertunduk dalam diam karena takut.

"KALIAN UDAH BERAPA LAMA MAIN BASKET GUE TANYA?"

Tak ada yang berani menjawab. Jav semakin kesal.

"MAIN SATU SET LAGI! KALO SAMPE GAK ADA PERUBAHAN BUBAR AJA KALIAN! GAK USAH IKUT-IKUT TURNAMEN LAGI!"

Sekelompok remaja tim basket dihadapannya seketika mendongak dan menatap tak percaya pada Jav. Mereka tadi sudah bermain 1 set. Karena Jav kurang puas, ia meminta mereka bermain sekali lagi, walau tak sampai habis 1 set. Hanya 2 babak. Dan sekarang kaptennya itu meminta mereka memainkan 1 set lagi, yang artinya 4x10 menit lagi. Bisa dibayangkan akan menjadi seperti apa permainan mereka? Otak yang lelah setelah belajar sedari pagi hingga siang, lalu ditempa olahraga fisik yang sudah mereka lakukan sejak 1 jam lebih sebelumnya, pasti membuat permainan mereka akan menjadi kacau, karena kelelahan. Meski begitu tak ada yang berani membantahnya.

"Jav, yang bener aja!? Mereka tadi sudah main hampir 2 set, sekarang lo suruh main 1 set lagi? Lo gak liat apa mereka udah pada kecapekan?" protes Harvey yang merupakan pemain terbaik kedua setelah Jav.

Ia diminta Jav mendampinginya mengawasi jalannya latihan hari ini.

"Kenapa lo yang protes? Mereka aja gak!" jawab Javvas tak suka.

"Ya mana berani mereka protes kalo lo nya macem gitu Jav!"

"Ya trus gue kudu gimana? Gue keras gini aja mereka mainnya kacau, apalagi gue lembek!"

"Ya tapi kan-"

"Udah deh, lo diem aja. Gue kaptennya disini. Gue yang berhak ngatur. Tugas lo cuma bantu gue ngawasin permainan mereka."

Harvey hendak membantah lagi, namun Jav keburu meniup peluitnya kencang.

Priiiitt!

Harvey memegang telinganya yang berdengung akibat peluit yang berbunyi nyaring persis di sebelahnya. Dengan miris ia menatap tim basket yang tengah berkumpul dengan lesu di tengah lapangan. Mereka yang kesemuanya adalah siswa kelas X itu tak ada yang berani membantah ketika Javvas sudah mode kapten seperti ini. Berdiri di tepi lapangan, denga peluit di tangan, auranya sungguh bukan main. Bukan lagi tegas, tapi galak. Ia tidak akan mentolerir sedikitpun kesalahan. Sampai ia merasa puas, bisa dipastikan mereka tidak akan pulang.

Meski begitu, kerasnya Jav pada tim basketnya tidak sia-sia. Mereka selalu mendapat tempat pertama pada setiap turnamen yang diikuti. Dan di setiap kemenangan, tanpa terkecuali, Jav akan mentraktir seluruh anggota timnya. Sebagai bentuk apresiasi juga permintaan maaf atas kerasnya latihan sebelum-sebelumnya.

"Untung aja gue batal ikut basket! Kalo gak, udah patah kali kaki gue dihajar kaya' begitu sama si Jav!" celetuk Jerom yang duduk di tribun penonton bersama tim basket selain kelas X, yang diminta oleh Jav untuk memperhatikan adik kelas mereka berlatih.

Mereka semua bernafas lega ketika Jav mengatakan bahwa hari ini fokus latihan untuk kelas terkecil.

"Eh, jangan! Lo kan pemain Volly terbaik gue!" ucap Hegan yang juga turut berada di sana menemani Mario menunggu adiknya hingga selesai.

Brother Complex | MarkNo (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang