Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
🤍🤍
Pagi ini suasana meja makan kembali hening. Tak ada celoteh riang Javvas karena remaja itu belum juga muncul. Entah apa yang dilakukannya disaat para anggota keluarganya sudah berkumpul untuk menikmati sarapan mereka.
"Adek mana Sayang?" tanya Jay pada Thami.
"Gak tau tuh. Tadi sudah turun sih. Kirain udah mau sarapan. Trus gak tau kemana lagi."
Baru saja Thami menutup mulut, tiba-tiba terdengar deru knalpot sepeda motor milik Javvas. Jay dan Thami saling pandang. Tak lama kemudian muncul sosok Javvas yang menarik perhatian ketiga anggota keluarganya.
"Bu, yang adek minta apa udah Bubu siapin?" tanya Javvas menatap lurus pada Thami.
Yang diajak bicara hanya terpaku melihat penampilan Javvas. Ia menelisik putra bungsunya dari atas ke bawah. Menggunakan jaket kulit berwarna putih, sepatu air jordan berwarna senada, tas punggung berwarna biru laut yang jauh lebih besar dari yang biasa ia pakai, serta helm yang juga berwarna putih di tangannya, membuat penampilan Javvas nampak seperti akan touring, bukannya sekolah.
"Bu," panggil Javvas seraya melambaikan tangannya di depan wajah Thami.
"Eh, iya, ada di dapur," ucap Thami.
Javvas segera beranjak menuju dapur. Ia mendengar sang ayah bertanya dari meja makan.
"Adek beneran mau ke sekolah naik motor?"
"Iya, Yah. Udah janjian sama Jerom," jawab Javvas seraya mendekat.
Ia meletakkan tasnya di atas meja makan.
Bugh!
Suara tas Javvas mengejutkan yang lain.
"Ya ampun Dek, itu bawa apaan koq keliatannya berat banget? Mana tasnya yang itu lagi yang dipake! Kan besar banget itu," ucap Thami seraya mengelus dadanya.
"Ya bukulah Bu! Biasanya kan buku yang besar-beaar adek tenteng. Taruh jok mobil. Sekarang berhubung bawa motor ya mau gak mau masuk tas semua. Jadi ya kudu bawa tas besar," terang Javvas seraya sibuk memasukkan bekal yang baru saja ia ambil dari dapur.
"Adek gak mau bareng abang aja?" tanya Mario tiba-tiba.
Javvas hanya menggeleng.
"Udah ya Bu, adek mau berangkat dulu," ucap Javvas yang membuat ketiganya terkejut.
Pasalnya ia belum sarapan. Dan Javvas tidak pernah melewatkan sarapan karena memiliki riwayat sakit maag.
"Adek kan belum sarapan," ucap Jay.
"Ini bekalnya adek buat sarapan nanti di sekolah koq Yah," jawab Javvas.
Ia memakai kembali tasnya.
"Loh, tapi kan-"
"Udah ya Bu. Adek berangkat dulu. Nanti Jerom nunggu kelamaan," ucap Javvas buru-buru.
Cupp!
Ia mengecup singkat pipi sang ibu kemudian memeluknya sesaat, lalu menghampiri Jay dan memeluknya juga.
"Berangkat dulu, Yah.. Bu.."
Setelah itu Javvas berlalu begitu saja meninggalkan ketiga anggota keluarganya yang masih terpaku melihat perubahan sikapnya. Ia melewatkan Mario begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex | MarkNo (END)
RomanceKetika cinta jatuh pada orang yang tepat tapi pada tempat yang salah. Salahkah bila mencintai saudara sendiri? BxB MarkNo