16. Pulang

1.7K 122 172
                                    

Happy reading

Ramein vote sama komennya ya

🤍

             

         

Javvas dan Hugo dilanda keheningan yang canggung dalam mobil milik si bule. Tak ada satupun dari mereka yang mencoba memecah keheningan. Beberapa saat sebelumnya Javvas memaki dirinya sendiri yang bisa dengan manjanya meminta pada Hugo untuk mengantarnya pulang. Memangnya Hugo siapa? Tapi tentu saja pemuda itu tidak menolak. Bagaimana mau menolak, jika yang meminta adalah orang yang selama ini disukai.

Hugo memang masih menyukai Javvas. Masih seperti saat ia dengan nekatnya menyekap adik kelasnya itu. Namun bedanya sekarang ia lebih bisa mengontrol perasaannya karena takut Javvas merasa tak nyaman. Ia akan bersikap sewajarnya walaupun perhatian-perhatian kecil tetap ia berikan. Dan ia juga sempat merasa cemas kala mendengar pujaan hatinya tersebut pergi dari rumah. Maka sikap spontannya saat di mall tadi adalah hal yang wajar baginya.

"Kak," ucap Javvas akhirnya memecah keheningan.

"Ya Jav?" jawab Hugo seraya menoleh.

"Berarti abang gue sama Yeri udah putus ya?" tanya Javvas seolah masih tak yakin

"Iya, Jav."

"Trus hubungan mereka sekarang gimana?"

"Ya renggang. Jauh. Mario bahkan bikin heboh tadi pagi di sekolah."

"Bikin heboh gimana Kak?"

"Dia bikin statement di mading utama kalo Yeri sama Jihan dikeluarkan dari OSIS."

Javvas terkejut. Pasalnya dengan dikeluarkannya seseorang dari keanggotaan OSIS itu berarti buruk jika di SMA Neo. Karena hal itu mempengaruhi penilaian dari sang wakil kepala sekolah selalu pembimbing OSIS. Dan jika wakasek sampai mengijinkan Mario mengeluarkan statment itu, artinya nilai mereka benar-benar akan terancam.

"Si Yeri sama Jihan sampe nangis-nangis mohon sama Mario buat dimaafin dan diberi kesempatan untuk tetep di dalam OSIS. Tapi abang lo gak peduli, Jav. Dia tetep kekeh sama pendiriannya. Mario bener-bener marah. Lo harus liat gimana kemarin dia bikin Yeri sampe ketakutan. Dia sampe ninju meja karena nyesel udah ngomong jahat sama lo. Mario sayang banget sama lo, Jav."

"Kalo dia sayang harusnya dia dengerin gue, Kak. Bukannya nyakitin perasaan gue dengan kata-kata bencinya."

"Kalo soal itu gue juga heran. Kemana larinya otak yang dipake buat ikut Olimpiade kemana-mana sampe menang? Kenapa dia gak bisa pake otaknya buat berpikir secara jernih dan justru nyalahin elo? Tapi mungkin karena pernyataan lo terlalu tiba-tiba, dan dia kaget jadi logikanya kalah sama egonya."

Javvas membisu.

"Maafin Mario ya? Dia benar-bener udah nyesel. Dia bilang semalem sampe gak bisa tidur karena rasa bersalah yang besar banget sama lo."

Tak ada jawaban dari Javvas. Ia hanya terdiam seraya menatap Hugo yang bercerita. Javvas bahkan tak sadar mobil Hugo telah berhenti. Pemuda itu mematikan mesin dan balik menatapnya.

"Mario beneran sayang sama lo, Jav. Gue bisa ngerasain itu dari awal gue kenal kalian."

'Gue tau, Kak. Tapi sayangnya dia sama sayangnya gue beda. Dan gue pengen dia punya rasa sayang yang sama seperti yang gue rasain.'

"Dan lo juga sayang sama dia kan!? Jadi, maafin dia ya? Anggep aja beberapa hari lalu Mario lagi keluar sifat jeleknya. Dan sekarang dia udah kembali jadi Mario yang sebelumnya. Yang sayang sama lo, yang perhatian sama lo, yang jadi satu-satunya orang yang bisa mengerti lo."

Brother Complex | MarkNo (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang