Happy reading
Yukk biasakan kasih support dengan vote & komen
🤍
"Dek! Adek buka pintunya, Sayang!" pekik Thami seraya menangis.
Ia tahu Javvas pasti syok. Hatinya pasti sangat sedih menerima kenyataan bahwa dirinya bukanlah anak kandungnya. Dan Thami sangat menyesal harus membuka rahasia ini padanya.
"Adek, tolong dengerin Bubu, Sayang. Tolong bukain pintunya," pinta Thami.
"Dek, buka ya Nak. Ayah mau ngomong," ucap Jay ikut membujuk Javvas.
Mario hanya diam menyaksikan bagaimana kedua orang tuanya yang berusaha membujuk Javvas. Ia masih tak menyangka akan kebenaran yang baru saja mereka ungkapkan. Javvas, adiknya yang hidup bersama mereka selama belasan tahun, ternyata bukan adik kandungnya. Javvas adalah orang lain dan tidak memiliki hubungan darah sama sekali untuk mereka.
Thami mengetuk pintu kamar Javvas beberapa kali. Tangisnya semakin menjadi karena Javvas tak juga membukakan pintu untuknya. Kemudian Mario mendekat.
"Bu, biar abang coba," ucapnya.
Thami mengangguk. Ia bergerak mundur, memberi ruang pada Mario.
Tok-tok-tok.
"Sayang, buka pintunya ya? Sayang, ini abang. Tolong bukain pintunya."
Tak ada reaksi dari dalam.
"Sayang, ijinin abang masuk ya? Abang janji gak akan ngomong apa-apa. Abang cuma mau tau keadaanmu aja, Sayang. Tolong buka ya?"
Masih tak ada respon dari Javvas. Mario menjadi khawatir.
"Sayang, buka pintunya. Abang cuma mau tau keadaan kamu."
Tiba-tiba ponsel Mario berdering. Sebuah pesan dari Javvas.
Mario menunjukkan pesan itu pada kedua orang tuanya. Keduanya lalu menatap sendu pintu kamar yang tertutup itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex | MarkNo (END)
RomanceKetika cinta jatuh pada orang yang tepat tapi pada tempat yang salah. Salahkah bila mencintai saudara sendiri? BxB MarkNo