Tahan nafas dikit yah buat chapter ini
Happy reading
Komen sama klik bintang kalo kamu suka chapter ini
🤍
Mario memeluk Javvas dengan erat. Ia menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher sang adik yang tingginya sedikit di bawahnya. Adiknya itu bingung dengan perlakuannya yang tiba-tiba.
"Bang, ada a-"
"Sayang, cantiknya abang. Kesayangan abang."
Javvas mengernyit bingung.
"Cantiknya Abang? Kesayangan Abang? Siapa Bang? Apa maksud Abang?"
"Javvas Sayang, kamu kesayangan abang."
"Iya, adek tau. Adek kesayangan Abang. Adek kan satu-satunya saudara Abang," ucap Javvas seraya mengurai pelukan Mario.
Ia tak mau kakaknya mendengar detak jantungnya yang berdetak kencang karena perlakuannya.
Mario menggeleng. Dan kembali mengeratkan pelukannya.
"Lepas Bang. Abang kenapa sih?"
Tiba-tiba Mario melepaskan pelukannya. Ia memutar tubuh Javvas menghadap padanya. Ditangkupnya wajah pucat sang adik dengan kedua tangannya. Lalu dengan penuh kelembutan ia kecupi wajah Javvas. Dimulai dari kening, kedua pipinya, kedua matanya, lalu hidungnya. Perlakuannya itu tentu membuat Javvas terkejut. Tubuhnya mematung.
"A-abang?"
Mario menatapnya dengan teduh. Membuat Javvas hanyut. Beberapa saat kemudian tatapannya berubah sendu.
"Kenapa kamu gak bilang, Sayang? Kenapa kamu diem aja?"
"Bilang apa Bang? Abang kenapa sih? Kenapa manggil adek 'sayang'? Sebenernya siapa yang Abang maksud?"
"Kenapa kamu gak bilang kalo kamu sayang sama abang? Kenapa kamu gak bilang kalo kamu cinta abang?"
Javvas tertegun.
"A-apa ma-maksud A-abang?"
"Abang juga cinta kamu, Sayang."
Lalu tanpa Javvas duga Mario mengecup bibirnya dengan lembut. Pemuda di depannya seolah kehilangan seluruh fungsi gerak di tubuhnya. Ia terlalu terkejut hingga tak bisa merespon apa-apa. Netranya melebar. Jantungnya berdebar sangat kencang. Pipi pucatnya perlahan bersemu merah.
"A-abang?"
Javvas masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
"Iya, Sayang?"
"I-ini maksudnya apa sih Bang? Adek masih gak ngerti."
Mario tersenyum tipis.
"Apa jatuh cinta membuat kamu tiba-tiba menjadi bodoh, Sayang?"
Javvas menatapnya bingung. Mario meraih kedua tangannya. Digenggamnya tangan yang masih terasa hangat itu.
"Hugo sudah ceritain semuanya sama abang."
Mata Javvas membola.
"Ce-cerita apa? Cerita soal apa?"
"Dia cerita kalo kamu curhat sama dia soal perasaanmu ke abang."
Lagi-lagi Javvas terkejut. Bagaimana bisa Hugo menceritakan soal itu pada Mario? Kenapa dia tidak bisa menjaga rahasia?
Javvas menunduk. Dan Mario mengangkat dagunya hingga mendongak dan menatap padanya dengan tatapan sendu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex | MarkNo (END)
RomanceKetika cinta jatuh pada orang yang tepat tapi pada tempat yang salah. Salahkah bila mencintai saudara sendiri? BxB MarkNo