Javvas bersama Jerom dan kedua sahabatnya yang lain duduk berdampingan di tribun penonton lapangan basket outdoor sekolah mereka. Mereka menyaksikan para adik kelas mereka berlatih. Javvas yang kini sudah di kelas XII, masih menjabat sebagai kapten dan akan digantikan dalam beberapa bulan ke depan, hanya mengamatinya dari kejauhan. Di tangannya ada sebuah notes yang ia gunakan untuk mencatat perkembangan latihan hari itu.
Setelah 45 menit ia menghentikan permainan. Ia turun dari tribun dan memberikan instruksi pada para anggotanya untuk mendekat padanya. Ia memerintahkan mereka untuk duduk, sementara ia akan berdiri di depan mereka untuk memberikan pengarahan tentang progres latihan mereka. Pada saat itulah ponsel yang ia letakkan di atas tasnya berdering. Jerom yang duduk di sebelah Javvas sebelumnya menoleh pada benda pipih tersebut. Dilihatnya notifikasi yang muncul. Lalu ia tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"HP Jav yang bunyi?" tanya Rezvan.
Jerom mengangguk.
"Kak Mario," jawabnya singkat.
"Capt!" panggil Harvey.
Javvas menoleh.
"USA!"
Hanya begitu saja yang diucapkan Harvey, namun Javvas paham. Ia bergegas menyelesaikan arahannya lalu berlari menuju tempatnya duduk semula setelah membubarkan para anggota basket. Ia meraih ponselnya lalu membuka pesan dari Mario. Sesaat kemudian ia tersenyum.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Beberapa detik kemudian ponselnya kembali berdering. Sebuah panggilan telepon dari Mario. Javvas segera mengangkatnya.
"Halo."
"Halo Sayang. Masih di sekolah?"
"Iya. Abang, bukannya sekarang masih jam 3 disana?"
