Happy reading
Javvas menutup pintu kamarnya lalu berjalan menuju ranjang dengan lesu. Ia menjatuhkan badannya di kasur dengan posisi tengkurap. Hati dan perasaannya sungguh tak tenang. Ia memang memaafkan Mario. Tapi dalam hati ia masih sedih mengingat perkataan sang kakak. Ia sama sekali tak menduga tuduhan seperti itu akan dilontarkan Mario padanya.
Tak pernah sedikitpun terlintas dalam benak Javvas untuk menyelingkuhi Mario. Apalagi dengan Hugo, yang bagi dirinya sudah seperti sahabat. Kedekatan keduanya murni hanya sebatas sahabat. Dan Mario tahu itu. Bahkan ia juga menganggap Hugo sebagai sahabat. Mengingat banyak hal yang sudah dilakukannya pada masa lampau.
Javvas merutuki dirinya sendiri yang sampai mengabaikan ponselnya. Ia merasa bodoh. Bagaimana bisa ia meninggalkan benda yang menjadi satu-satunya penghubung antara dirinya dan sang kakak itu? Bagaimana mungkin ia bisa lupa? Padahal selama beberapa hari ini ia tak pernah meninggalkannya begitu saja. Ia selalu membawanya serta kemanapun ia pergi. Karena ia menanti kabar dari Mario.
Tanpa sadar air mata Javvas mengalir. Ia merasa kesal. Bukan hanya pada Mario, tapi juga pada dirinya sendiri.
°°
Sementara itu Mario juga tengah memikirkan hal yang sama. Ia tengah memikirkan apa yang sudah dikatakannya pada Javvas. Ia kini menyesali serta merutuki dirinya sendiri yang dengan bodoh melontarkan tuduhan pada sang adik. Mario tahu, Javvas pasti terluka. Dan ia merasa sangat bersalah karena itu.
Mario berpikir, seharusnya ia lebih bisa mengontrol emosinya. Seharusnya ia mendengarkan penjelasan Javvas terlebih dahulu. Bukannya asal tuduh. Rasa iri dan cemburu membuatnya berkata tanpa berpikir. Ia menyesal sudah membuat Javvas terluka. Mario bisa membayangkan Javvas tengah menangis saat ini. Dan mengingatnya, Mario bergegas meraih ponselnya. Ia berniat menelepon Javvas. Namun panggilan lain masuk terlebih dahulu.
"Halo."
"Halo, Mario?"
"Iya, Go."
"Yo, sorry ganggu waktu lo. Tapi gue mau ngomong sama lo."
"Soal Jav?"
"Iya. Yo, gue gak tau ada apa antara kalian. Tapi gue rasa perdebatan kalian tadi itu gara-gara gue. Dan gue mau minta maaf. Karena gue-"
"Enggak, Go. Harusnya gue yang minta maaf. Gak seharusnya gue marah-marah. Harusnya gue denger penjelasan Jav dulu."
Hugo di seberang telepon terdiam.
"Gue bahkan nuduh kalian yang enggak-enggak."
"Nuduh? Emang lo nuduh apa?"
"Gue nuduh kalian selingkuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex | MarkNo (END)
RomanceKetika cinta jatuh pada orang yang tepat tapi pada tempat yang salah. Salahkah bila mencintai saudara sendiri? BxB MarkNo