Happy reading
Jangan lupa vote dan komen
🤍
Pagi itu Jay, Thami dan Mario telah siap di meja makan. Dengan sabar mereka menunggu Javvas turun. Namun hingga lebih dari 15 menit, pemuda 16 tahun itu tak juga muncul. Akhirnya Thami memutuskan untuk memanggilnya.
Tok-tok-tok.
"Dek..." panggil Thami.
Tak ada sahutan.
"Adek.. Ayo sarapan. Udah siang ini," ucap Thami lagi.
Karena tak juga ada jawaban akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu kamar anaknya.
Ceklek!
"Dek."
Thami mengedar pandang sekeliling ruangan. Ia tak menjumpai sosok Javvas. Keningnya berkerut. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Siapa tahu Javvas berada di sana. Namun nihil. Ia tak ada di kamar mandi juga. Thami mulai panik. Ia bergegas menghampiri lemari pakaian. Ada sedikit bagian yang hilang dari tumpukan rapi di dalamnya. Sekarang Thami benar-benar panik. Dengan tangan bergetar ia melirik lemari tas Javvas. Dan benar saja. Tas ranselnya yang terbesar tidak ada di tempatnya.
"AYAH! ADEK KOQ GAK ADA DI KAMARNYA?" teriak Thami panik.
Jayed dan Mario yang mendengar teriakannya dari meja makan saling tatap untuk sesaat sebelum akhirnya berlari menuju kamar Javvas. Sesampainya disana keduanya menyaksikan Thami tengah tergugu di ranjang Javvas.
Jay segera mendekati Thami. Sedangkan Mario melangkah menuju kamar mandi. Saat tak dijumpainya Javvas di sana, ia menoleh pada Jay lalu menggeleng.
"Mungkin adek pergi ke luar beli apa gitu. Hari ini dia kan libur," ucap Jay mencoba menenangkan Thami.
"Enggak Jay. Coba kamu periksa lemari baju adek! Sebagian bajunya gak ada. Trus ransel besar yang kamu beliin di Aussie juga gak ada," ucap Thami disela isaknya.
Jay dan Mario terkejut. Si sulung segera memeriksa lemari pakaian dan lemari tas Javvas. Benar apa yang dikatakan
"Adek minggat Jay," ucap Thami.
"Ssstt.. Jangan dulu bilang gitu. Mungkin dia ke rumah temennya," ucap Jay lembut.
"Adek pasti pamit kalo mau kemana-mana, Jay," ucap Thami lagi.
Jay terdiam. Thami benar. Javvas dan Mario selalu ijin kemanapun mereka pergi. Meskipun hanya ke minimarket yang berjarak 300 meter dari rumah.
"Ini artinya adek kabur dari rumah."
Jay tidak merespon apapun. Dia bingung. Thami semakin tergugu. Jay segera berlalu untuk mengambil ponselnya. Ia menelepon Javvas. Namun hingga beberapa kali tidak ada jawaban. Ia coba untuk mengirim pesan. Dan kemudian ia menyadari jika ponsel Javvas mati.
Kini ketiganya benar-benar cemas. Karena Javvas tidak pernah kabur seperti ini sebelumnya. Jay dan Thami bingung, ada masalah apa sebenarnya sampai Javvas kabur dari rumah. Sedangkan Mario, ia yang tahu kemungkinan besar alasan Javvas kabur, hanya terdiam.
°°
Ujian try out kali ini Mario benar-benar kacau. Ia tak bisa konsentrasi karena hilangnya Javvas secara tiba-tiba pagi tadi. Ia cemas. Takut sesuatu terjadi pada adiknya. Walaupun beberapa hari sebelumnya ia sempat marah-marah dan menghindari Javvas, tetap saja rasa sayangnya sebagai seorang kakak yang lebih berkuasa dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex | MarkNo (END)
RomanceKetika cinta jatuh pada orang yang tepat tapi pada tempat yang salah. Salahkah bila mencintai saudara sendiri? BxB MarkNo