• Look at me•

3K 153 131
                                    

Liburan adalah waktu yang sangat di idamkan oleh semua orang, entah itu orang dewasa, remaja, maupun anak - anak. 

Berlibur ke taman, kebun binatang, mendaki gunung, atau berkumpul dengan keluarga menikmati kebersamaan dengan santai.

Seperti salah satu rumah bertingkat tiga di kawasana perumahan elit, suasana biasanya selalu ribut dan penuh dengan teriakan.

Para tetangga telah khatam atau biasanya mendengar semua keributan yang dibuat oleh pemilik rumah itu, mereka memaklumi itu semua.

Karena yang tinggal tidak satu atau dua orang saja, melainkan tujuh saudara kembar dengan tingkah yang berbeda dan aneh.

Dari semua saudara kembar itu, para tetangga hanya bisa mengandalkan satu kembar sahaja.

Terkadang mereka juga kasihan, tetapi mau bagaimana lagi.

Ketika mereka mencoba berbicara dengan salah satu kembar lainnya, bukannya menyelesaikan masalah tetapi memperparah keadaan.

Hingga saat ini, warga kawasan perumahan elit hanya mengandalkan Gempa dengan berat hati.

Seperti sekarang, hari libur pertama dari liburan sekolah.

Entah ada badai Taufan, api atau es, para elemental saudara berkumpul bersama di ruang keluarga.

Trio Troublemaker pun tak seperti biasanya, bermain atau menjahili elemental lainnya.

Kini malah diam berkumpul, saling bertumpu satu sama lain.

Entah sedang memandang apa.

Trio Cool jangan di tanya, mereka yang memiliki hari yang padat dengan pembelajaran sekolah pun santai santai saja.

Taufan memandang saudara api dan daunnya dengan bingung, mereka secara bersamaan memandang ke atas plafon.

"Kalian lihat apa sih diatas?" tanya Taufan bingung, manik birunya ikut memandang ke atas yang kosong tak ada apapun.

Tak memandang saudaranya, Blaze menyamankan punggungnya di sandaran sofa.

Jemarinya menunjuk sudut plafon, "Lihat, ada cicak pacaran".

Mendengar perkataan saudara bodohnya, Solar langsung melempar bukunya ke arah kepala Blaze.

Pasalnya, ia telah serius mencuri dengar perbincangan Trio Troublemaker yang tak bisanya diam.

"Kau kenapa sih bensin?!" teriak Blaze tak terima, ia menggusap belakang kepalanya yang berdenyut sakit.

Sakitnya bukan main, buku setebal kamus bahasa inggris 10 Milyar kata menimpa kepalanya dengan keras.

Solar mendengus kesal, kembali melanjutkan aktivitasnya membaca buku lainnya.

Mengabaikan Blaze yang masih terus menggerutu ke arahnya, sedari tadi ia merasa ada yang aneh dengan hari ini.

"Hm, ada yang aneh" gumam Halilintar pelan.

Sepertinya bukan hanya dirinya yang merasa aneh, saudara sulungnya juga merasakannya.

Mendengar gumaman Halilintar, Taufan memandang ke sekitar mencari hal yang aneh.

Thorn yang masih menatap ke atas plafon pun tertegun, "Kita lupa sesuatu kah?"

Mereka semua termenung, berusaha mengingat sesuatu yang mereka lupakan.

Tak kunjung menemukannya, Taufan berdiri dari rebahannya.

Kedua tangannya memegang pinggangnya, menghitung semua saudaranya.

"Lah, Gemgem dimana?" pekik Taufan keras.

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang