• Brother •

2.3K 167 202
                                    



Elemental Brother & Elemental Fusion

Long Story Au

Keseruan Barudak BoEl & BoFu

Spesial Chapter untuk salah satu dari 2 reader pelopor ceritaku dari Daily Elemental

happy birthday honey
staikogane



Warn!
Silahkan pergi ke kamar atau pastikan kamu sendirian
Siapkan bantal atau tangan seseorang untuk kalian gigit atau cubit

Sekian
Happy Reading






Panas terik menyerang hampir belahan bumi, ternyata musim panas mulai memasuki bulan Juni.

Hampir semua orang tidak ada yang mau keluar rumah, kecuali untuk bekerja ataupun sekolah.

Panasnya matahari sangat menyengat di kulit, bahkan jika terlalu lama terkena sinar matahari mungkin mereka akan terbakar.

Sebuah mobil melaju dengan kencang, membelah sepinya jalanan perumahan Kota Hilir blok A.

Mobil hitam keluaran baru itu terhenti di depan sebuah rumah bertingkat 2, memarkirnya dengan sembarangan.

Terlihat, seseorang keluar dengan kesal. Tasnya di seret begitu saja, wajahnya tertekuk dan bibirnya yang terus mengomel.

Tak lama, dua orang menyusul keluar dari mobil yang mesinnya sudah mati. Seseorang menutup pintu di bangku pengemudi dengan kesal.

"Gentar! Jangan kabur dulu!" teriak Gempa dengan kuat.

Gempa menatap tingkah adiknya yang tidak mendengarkan perkataannya, "Kamu selalu aja buat masalah, dengerin Kak Gem dulu!".

"Hukum saja kak, Sopan ikhlas" sahut adik paling bungsunya.

Gempa menoleh ke samping, menatap kesal Sopan yang semakin menambah rasa kesalnya.

Tangannya langsung mencubit telinga Sopan, menariknya hingga mengikuti dirinya masuk ke dalam rumah.

"Aaa Kak Gem, kok aku kena juga sih?!" tengkik Sopan tak terima.

Gempa mengabaikan rengekan Sopan, ia masih menarik telinga adiknya menuju ruang tamu.

Di sana ada Gentar sedang terduduk dan mengatur napasnya yang memburu, "Sial, emosi aku".

"Emosi terus, atur dikit emosinya. Dikit - dikit emosi, udah SMA jangan mode senggol bacok mulu Gen!"

Gempa mengomeli adiknya dengan keras, semua adik - adiknya tidak ada yang benar.

Ia melepaskan cubitannya pada telinga Sopan, menyuruh adiknya itu untuk duduk di sebelah Gentar.

"Dia duluan, jadi bukan salah Tara" kekeuh Gentar lalu melipat kedua tangannya.

Sopan mengangguk setuju, "Tara bener, salah mereka duluan ngajak berantem".

"Ngelawan terus, Kakak sekolahin kalian buat apa?! Jadi kang begal?!" Gempa melipat kedua tangannya di depan dadanya.

Kedua manik emasnya menatap kedua adiknya dengan kesal, tidak habis pikir dengan kelakuan dua adiknya.

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang