• Dua Juta •

1.8K 150 74
                                    

>> Elemental Brother Story <<
Keseruan Barudak BoEl
Long Story Au



Warn!
Silahkan pergi ke kamar atau pastikan kamu sendirian
Siapkan bantal atau tangan seseorang untuk kalian gigit atau cubit

Sekian
Happy Reading






Detingan alat masak berbunyi cukup nyaring, para koki memasak dengan sangat lihai.

Mencampur setiap bahan masakan dengan akurat, aroma rebusan ayam dengan campuran bumbu masak menyebar dengan cepat, memenuhi seluruh restauran mie khas China di salah satu pusat pembelanjaan.

Disebalik meja masak, terdapat beberapa koki menggulung mie buatan mereka dengan cekatan.

Para pelayan juga memberikan servis yang memuaskan, melayani dengan senang hati dan menyenangkan para pelanggannya.

Dari sekian banyak deretan kursi dan meja makan yang tersedia, terlihat tiga orang pengunjung memiliki wajah yang sama sedang terduduk dengan nyaman.

Mereka menduduki kursi bagian sudut belakang, tengah menikmati rebusan mie yang lembut dengan toping daging merah.

"Ada untungnya juga ikut Gemgem belanja ke mall." Ujar Blaze riang.

Taufan disebelahnya mengangguk setuju, wajahnya tidak terlihat karena sedang menyeruput kuah mie di mangkuknya.

"Untungnya dikalian, uangku habis buat traktir kalian mie ini." Gerutu Halilintar.

Ia menghela napasnya panjang, mengambil sumpit yang tersedia lalu mulai mengaduk mie miliknya.

"Fuwahhh! Enak banget gilak, kau kan banyak duit li." Taufan menaruh mangkuk mienya yang kini mulai habis.

Ia mengangkat tangannya dengan cepat, memanggil pelayan untuk membawakannya semangkuk mie lagi.

"Aku juga, jadi pesan lagi dua ya kak extra ayam potong!" Tambah Blaze selagi menunjukkan dua jemarinya.

Pelayan tadi mengangguk dengan semangat, senang pelanggannya memesan kembali.

Halilintar menatap keduanya dengan heran, seporsi mie ukuran large extra toping daging merah masih belum membuat perut mereka kenyang.

Saat ia ingin memarahi kedua adiknya, ponselnya berdering kencang.

Halilintar lalu mengambil ponselnya, ingin marah pun tak jadi karena melihat nama yang tertera.

"Bang angkat bang cepetan, bahaya kalau telat angkat!" Pekik Blaze, sesaat ia mengintip ponsel kakaknya.

Halilintar langsung mengangkat panggilan video call di ponselnya, ia berdeham pelan untuk menetralkan suaranya.

"Halo Gem, kenapa?"

Remaja laki - laki itu langsung mengambil sumpitnya kembali, menjepit beberapa mie lalu memakannya.

Taufan dan Blaze pun juga sama, mereka berdua mengikuti aksi kakak sulung mereka. Untungnya, pesanan mie mereka yang baru pun datang.

Sebenarnya mereka hanya ingin terhindar dari Gempa, pasti saudara tersayang mereka itu akan menyuruh mereka bertiga untuk membawa barang belanjaannya.

"Halo Abang Hali kesayangannya Gemgem, Abang dimana?"

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang