• Let's Kill This Love •

2.5K 134 102
                                    

Warning!
Ship! Not soblings!
Sopan x Gentar
ABO Au

- New Chapter Begins -
Let's Kill This Love

"Happy Reading"

》◇《

Weekend adalah hari yang dinantikan oleh semua orang, dimana mereka bisa menikmati waktu istirahat setelah lama bekerja.

Seperti saat ini, sinar mentari menyengat begitu kuat. Beberapa pertokoan terlihat ramai pengunjung, entah untuk berlindung dari sinar matahari atau beristirahat.

Seperti salah satu Cafe Coffee Shop di Roussillon, Provence Alpes Côte d’Azur sebuah pedesaan terpencil di Perancis.

Terlihat, beberapa anak muda menikmati hari dengan secangkir kopi.

Ketika memasukinya, aroma rebusan biji kopi berkualitas tinggi menari menelusuk indra penciuman kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika memasukinya, aroma rebusan biji kopi berkualitas tinggi menari menelusuk indra penciuman kita.

Beberapa pelayan menata roti - roti yang baru saja keluar dari pemanggangan, aromanya tak kalah memabukkan.

"Apakah dia juga baru pindah ke daerah kecil ini?"

Orang dihadapannya memalingkan wajah, melihat sosok yang sedang dibicarakan oleh temannya.

Ia menyesap kopinya sebelum menjawab pertanyaan, "Oh orang itu, sudah lama tinggal di Kota kecil ini."

Laki - laki berbadan besar itu kembali menatap temannya, masih tidak percaya dengan jawaban yang ia terima.

"Yah, aku sudah mengenalnya. Sejak sembilan tahun lalu, aku pensiun dan pindah ke kota ini. Dia penduduk lama," sambung laki - laki itu.

Mereka berdua akhirnya menatap seseorang yang duduk di dekat jendela besar, tengah membaca buku dan ditemani secangkir teh hangat.

"Dia selalu hidup sendiri, sepertinya tidak punya keluarga ataupun teman. Bahkan, aku tak pernah melihatnya memiliki pekerjaan yang serius" ucap laki - laki bersurai pirang.

Laki - laki berbadan besar itu mendecih keras, "Jika dia tidak melakukan apapun diusianya yang begitu muda, sudah jelas ia akan dikatakan orang yang buruk."

Laki - laki bersurai pirang dihadapannya hanya terkekeh, "Jangan seperti itu, orang ini lumayan baik. Dia bahkan membantuku, mungkin dia pemalu,"

"Lagipula, ia sangat pendek untuk seukuran pria dewasa. Lihat saja, ia tak akan mampu mengalahkanmu yang berbadan bongsor," sambungnya.

Perbincangan kedua pria dewasa ini cukuplah menganggu, beberapa pelanggan menatap mereka dengan tidak nyaman.

Laki - laki yang sedari tadi dijadikan perbincangan itu menutup bukunya, menghela nafasnya pelan.

Ia lalu meneguk cepat teh miliknya, lalu bangkit dari tempat favoritnya untuk bersantai di Cafe langganannya.

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang