>>><<<
Long Story Au
- Trio Ori Present -
"Selamat datang ke dunia perhaluan kami para penggemar animasi, Trio Ori.
Halilintar, Taufan, & Gempa, kalian telah berjasa untuk banyak orang. Entah untuk menyemangati ataupun menjadikan kalian sebagai alasan seorang penggemar untuk tetap melanjutkan kehidupannya yang cukup berat."
"Terutama penulis, kalian sudah dianggap rumah tersendiri bagi penulis. Terimakasih sudah hadir dan sudah menemukan penulis untuk menulis serta berkecimpung dengan kalian bertiga dan saudara kalian lainnya."
"Gempa, terimakasih."
- From Author for Trio Original -
Happy Reading
•●•
Angin liar nan bebas bergerak sesuka hatinya, mengisi bentala agar tidak kesepian. Memenuhi biantara langit, menggiring awan - awan yang telah usai menguap dari lautan.
Beberapa darinya mengenai jendela kaca sebagian rumah di setiap sudut perumahan, salah satunya rumah berlantai dua dengan aksen yang sederhana.
Ulahnya yang secara terus menabrak jendela, mampu membangunkan seseorang dari alam bawah sadarnya.
"Uh, sepertinya cuaca sedang tidak baik," igau seseorang itu.
Ia menyibak selimut hangat yang telah membungkus tubuhnya, meregangkan kedua lengannya lalu melangkah pelan menuju jendela kamar.
Lengannya yang terbalut piyama beruang pun membuka tirai jendelanya, perlahan mentari senja yang hangat menerpa dirinya dan sebagian kamarnya.
"Hoaaam..., selamat sore dunia..," sapanya.
Remaja laki - laki itu melangkah menuju kursi meja belajarnya, ia mendudukkan dirinya dengan nyaman. Menggapai segelas air putih yang sudah ia siapkan tadi pagi.
Sepasang manik emasnya mulai terbuka, menatap deretan figuran foto dirinya dan kedua Kakaknya.
"Ah, Gem lupa. Selamat sore Abang Alin, Abang Upan," sapanya.
Gempa tersenyum kecil, ia lalu meminum segelas air untuk membasahi tenggorokannya yang kering. "Ah, lega."
"Hum.., tanggal berapa sekarang?" monolognya.
Ia lalu mengecek kalender kecil miliknya, maniknya sedikit melebar ketika melihat tanggal 20 Maret dilingkari spidol merah olehnya.
Nyawanya yang baru sebagian terkumpul pun terpaksa terkumpul seluruhnya dalam sekian detik, besok adalah hari penting baginya.
Ia menepuk dahinya, jujur saja ia belum menyiapkan apapun untuk tanggal besok. Salahkan dirinya yang terlalu giat bekerja, ia sampai lupa mengingat tanggal dan hari.
"Bagaimana ini, Gem belum siapkan apapun untuk besok. Gem pengen main..," ujarnya ragu.
Ia menyambar ponselnya yang sedang di charger, membuka catatannya dengan cepat. Seingatnya, ia pernah mencatat semua hal yang ingin ia lakukan dengan kedua Kakaknya.
"Duh, ini engga ada yang bagus. Gimana dong, Gem engga bisa siapin semuanya kalau gitu," pikirnya panik.
Gempa mengigit kuku ibu jarinya, salah satu kebiasaan buruknya jika panik. "Kenapa Gem bisa lupa sih?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳
FanfictionStory spin off dari Elemental Daily, Secret Lullaby, dan Bentala [Hampir semua chapternya rate aman, kecuali beberapa yang sudah di kasi Disclaimer jadi bisa langsung skip ke next chapter] Pokoknya : - Kegabutan Elemental Brother - Ke overprotectiv...
