• Puncak Komedi •

2.3K 113 126
                                    

Warning : BlazeGem!
Wajib dengarin lagu diatas, bisa buka spotify atau aplikasi lagu lainnya.
WAJIB hukumnya

Boboiboy milik Monsta
Senandika
By Nop_nopa

》◇《



Pernahkah, kamu merasakan ada sekumpulan kupu - kupu menobrak perutmu?

Hati dan wajahmu memuncak rasa bahagia?

Yah, aku merasakannya sekarang.

Penyebabnya hanya satu orang, dia mampu menarik semua perhatianku untuknya.

Senyuman manis yang tulus, wajahnya yang teduh mampu membuat hatiku tenang.

Lagipula, kebaikannya tidak bisa dipungkiri lagi.

Seperti saat ini, aku memandangnya dari kejauhan. Melihat ekspresinya yang mudah berubah, membuatku ingin mencubit kedua pipinya.

Nalina Gempa Seandra

Namanya secantik pemiliknya, dia cukup populer dikalangan mahasiswa di Universitas ini.

Seperti saat ini, tubuhnya yang kecil dikerubungi oleh beberapa manusia yang terus menempel padanya.

Beberapa rumor terlintas di telingaku, entah itu fakta atau cuma hoax. Banyak yang membicarakan, jika Gempa menaruh perasaan pada Taufan.

Salah satu mahasiswa terkenal di Universitas ini, Taufan juga adalah anak dari rektor kampus terbesar ini.

Aku tak percaya, tapi benar adanya. Aku selalu melihat anak rektor itu, mendekati Gempa dan mengajaknya makan bersama.

Hatiku panas, bukannya aku tak pernah berbicara dengannya. Hanya saja, selalu kalah langkah dengan anak rektor.

Aku tidak tahu rasa apakah ini, sekedar ingin mengenal atau ingin memilikinya.

Blaze Pratama, kau tidak boleh bimbang dan tentukan sekarang. Teriakku dalam hati lalu bergegas mendekatinya.

Aku tidak peduli apa yang akan terjadi, kali ini aku harus menyelamatkannya dari sekumpulan orang yang menganggunya.

Aku berlari ke arahnya, memanggil namanya seperti biasanya. Dapat aku lihat, wajahnya yang tersenyum ke arahku.

"Hai Blaze, err aku minta tolong?" ucapnya pelan.

Aku paham apa maksudnya, aku langsung menarik pergelangan tangannya ke arahku.

Menatap tajam semua orang disana, "Apa yang kalian lihat? Pergi sana, dia milikku sekarang",

Gempa menoleh kearahku, raut bingungnya terlihat di wajahnya.

Mengabaikan semuanya, aku berbalik, meninggalkan sekumpulan orang dengan menarik tangan Gempa.

Aku membawanya ke taman belakang kampus yang sepi, tak ada mahasiswa yang mau menghabiskan waktu di taman belakang yang katanya seram.

"Maaf selalu melibatkan kamu, Blaze" ucapnya  pelan.

Aku memberikan cengiran biasa, mengelus surainya yang lembut. "Tak apa, aku kasihan melihat dirimu yang seperti bunga dan lebah",

Gempa mendongak, menatap wajahku bingung. "Hubungannya bunga dan lebah sama aku apa sih?",

"Ada dong, kamu bunga yang selalu dikerubungi sama lebah - lebah disana" jawabku.

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang