• How to steal •

999 87 42
                                        

>>><<<

Long Story Au

Keseruan Barudak BoEl

- Family Well -

Happy Reading

•●•

"Berita terkini, sejak akhir tahun lalu kasus penculikan marak terjadi. Para pelaku biasanya menargetkan anak - anak sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, mereka memancing target dengan makanan dan mengaku sebagai salah satu sanak kelu—"

"Bocah jaman sekarang kenapa bego - bego banget, yah." Remaja laki - laki itu mematikan saluran televisinya.

Wajahnya yang bertengger kacamata pun ia naikkan hingga ke atas kepalanya, memijat pelan ujung hidungnya yang nyeri karena memikirkan berita saat ini.

Netra peraknya melirik sekitarnya, terdapat tumpukan coklat susu diatas meja keluarga. Otaknya sedang memikirkan sesuatu, tangannya lalu menggapai salah satu batang coklat yang selalu disediakan oleh kakaknya untuk mereka makan.

"Kalau Abang Ce atau Thorn dipancing pakai ginian pasti kena culik, sih. Secara mereka gampang dikibulin pakai makanan," ucapnya.

Perkataannya itu bukan pernyataan kosong semata, ia sudah membuktikan perkataannya dengan beberapa trik yang ia berikan.

Padahal, kakek mereka sudah mengajarkan pada mereka sejak kecil. Bahwasanya, kita tidak boleh menerima makanan dari orang asing dan tidak mengikuti orang yang tidak dikenal.

Ingat, tidak boleh menerima makanan dari orang asing.

"Meresahkan mereka berdua, satunya mudah dibujuk pakai makanan dan lagi satu terlalu ramah."

Solar memutar sebatang coklat dijemarinya, masih ia ingat percobaan yang dilakukannya pada kedua saudaranya yang mudah sekali diculik oleh orang jahat.

Seperti minggu lalu, Solar menjalankan eksperimennya pada kedua saudaranya dengan bantuan salah satu Kakaknya, Taufan.

Oh iya, hampir lupa. Kakaknya yang satu ini sama saja dengan kedua saudaranya yang ia sebutkan diawal. Kakaknya ini mudah diakalin.

Solar meminta Taufan bergaya layaknya penculik dengan pakaian khas ala penculik, pakaian serba hitam dan masker menutupi wajahnya. Bahkan, tingkahnya pun menyerupai aslinya.

Taufan yang sedang menyamar sebagai penculik pun menjalankan aksinya, menargetkan Ice yang asik menikmati semangkuk potongan buah di teras belakang.

Laki - laki berseragam hitam itu mendekati Ice lalu mendudukkan dirinya disebelah targetnya, ia berdeham kecil untuk menarik perhatian adiknya.

Nihil, adiknya itu masih terfokus dengan kunyahan buah potong di dalam mulutnya.

"Ekhem! Ayo ikut, om punya brownies coklat lumer, nih." Taufan menyodorkan brownies ke arah wajah adiknya.

Solar yang sedang mengawasi dari belakang pun sudah merekam aksi keduanya, lumayan bukti dan arsip untuk dirinya dikemudian hari.

"Jangan ambil, Bang Ce. Ingat ajaran Tok Aba dan Ayah!" bisiknya geram.

Tak sesuai ekspetasi, Ice yang terfokus dengan buahnya pun kini teralihkan. Tanpa banyak bicara, Ice langsung melahap sodoran brownies dari Taufan.

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang