• Gotcha •

2.5K 132 44
                                    

Warning! NSFW
Ship! Not soblings!
HaliGem slight TauGem

Another chapter from Mafia & Maid

"Happy Reading"

》◇《



Kristal menggeram kesal, betapa beraninya orang yang sedang membopongnya ini memukul pantatnya.

"Lepaskan aku sialan!" pekik Kristal keras.

Namun, teriakan itu tak ditanggapinya. Seakan, dirinya adalah seekor hewan yang ditangkap oleh manusia jahat.

Laki - laki bermanik biru disebelahnya hanya tertawa, menikmati dirinya yang sedang tersiksa di gendongan orang yang bernama Halilintar.

'Tak bisa dibiarkan!' teriak Kristal dalam batinnya.

Ia memutar otaknya, mencari cara agar bisa terlepas dan melarikan diri dari rumah besar ini.

Mendapatkan ide, ia langsung tersenyum licik. Idenya cukup membahayakan, tapi apa salahnya dicoba.

Kristal melirik keadaan sekitar, sebuah lorong yang melintasi taman utama.

Pagar - pagar tinggi menghalangi barisan pepohonan dari luar, mampu Kristal pahami jika mereka berada jauh dari perkotaan.

Kecil kemungkinan, ia bisa keluar dari hutan lebat tanpa bertemu dengan hewan buas.

Kristal menggelengkan kepalanya, lebih baik ia bertarung dengan harimau daripada terus bersama dengan mereka.

Merasa ada yang aneh, Taufan melambatkan langkahnya. Melirik wajah Kristal yang sedang menautkan kedua alisnya, tangannya menjepit dagu tirusnya.

"Kenapa kau jadi diam, apa kau sudah siap untuk bermain dan melayani kami?" goda Taufan.

Taufan membungkukkan atas tubuhnya, mengintip sorot mata orang yang telah lama mereka cari.

Tersadar akan sesuatu, Kristal mengerjapkan kedua kelopak matanya. Memfokuskan penglihatannya, ia langsung menampar wajah Taufan karena kaget.

"Au sakit Gem, kenapa kamu menampar calon suamimu?" Taufan mengelus pipinya.

Tamparannya bukan main, jika saja ia bukan mafia terlatih mungkin ia telah jatuh pingsan.

Kristal gelagapan, ia tak bermaksud menampar dengan keras. Itu cuma sikapnya yang refleks, apalagi melihat wajah Taufan yang terlalu dekat.

Tanpa sadar, Kristal langsung menarik wajah Taufan. Mengelus bekas tamparannya lalu menciumnya beberapa kali.

"Ughh, maafkan aku. Aku tidak sengaja, merah sekali" ucap Kristal khawatir.

Halilintar menghentikan langkahnya, ketika mendengar suara tamparan dari balik punggungnya.

Ia juga melirik kebelakang, melihat adiknya sedang bermesaraan dengan Gempa-nya.

Bahkan miliknya sampai mencium pipi Taufan, hilang sudah kesabaran Halilintar.

Namun ia tetap diam, ingin melihat tindakan selanjutnya dari orang yang telah ia cari selama bertahun - tahun.

Kristal mengecup pipi Taufan, berusaha menghilangkan rasa sakit yang melanda. "Apa lebih baik?",

𝘚𝘦𝘯𝘢𝘯𝘥𝘪𝘬𝘢 | 𝘙𝘢𝘯𝘥𝘰𝘮 𝘌𝘭𝘦𝘮𝘦𝘯𝘵𝘢𝘭 𝘉𝘳𝘰𝘵𝘩𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang