Karena target vote dan komen sudah tercapai, jadi saya publish bab selanjutnya ya.
Capai 150 Vote dan 50 komen (no spam) untuk upload Bab 13b.
BIMA
Pada hari dimana Mentari menjawab panggilan telepon dari Sharon, saya sudah bisa menebak kalau dia akan mengamuk saat saya pulang ke rumah. Saya sudah mempersiapkan diri untuk itu. Cepat atau lambat, Sharon juga pasti akan tahu.
"Siapa perempuan itu!" Sharon menodong saya di ruang TV.
"Kamu tidak perlu tahu." Saya menjawab sambil terus melangkah menuju kamar.
"Kalau kamu nggak mau kasih tau, aku akan cari tau sendiri."
Saya berhenti dan berbalik. "Dia berada dalam perlindungan saya, jadi jangan coba-coba untuk mengganggunya." Saya memberi penegasan dengan menunjuk wajahnya.
"Bima!" Sharon berteriak. Dia sangat marah dan berapi-api. "Kamu udah nggak menghargai aku sebagai istri kamu?"
Saya terkekeh. "Sebelum menuntut untuk dihargai, silakan intropeksi diri. Apakah kamu sudah menghargai saya sebagai suami?"
Sharon diam tergugu.
"Kalau kamu lupa, biar saya ingatkan. Sehari setelah Felix lahir, seorang laki-laki datang ke rumah sakit dan mengaku-ngaku sebagai ayah biologis Felix. Masih ingat reaksi kamu waktu itu?"
Saya maju perlahan dan Sharon berjalan mundur. "Kamu sendiri tidak yakin apakah Felix darah daging saya atau laki-laki itu. Saya sampai harus melakukan tes DNA untuk meyakinkan diri saya kalau Felix itu benar-benar darah daging saya. Sampai mati pun saya tidak akan melupakan penghinaan itu, Sharon."
"Bima, cukup," ucapnya lirih. Dia menghindari kontak mata dengan saya.
"Kamu bilang kalau kamu dijebak dan ditiduri saat sedang mabuk. Saya mencoba percaya. Tapi 5 tahun lalu, saya lagi-lagi menerima bukti perselingkuhan kamu. Video mesummu bersama aktor bernama Sigit Perdana itu terpampang jelas di email saya."
"Lalu dengan bukti perselingkuhanmu yang berulang itu, kamu masih berharap dihargai sebagai istri? Syukur-syukur saya tidak menceraikan kamu!"
"Cukup, Bima! Cukup!" Sharon berteriak histeris sambil menutup kedua telinganya.
"Aku memang salah karena udah selingkuh dari kamu, tapi nggak ada asap kalau nggak ada api, Bima. Aku mencari validasi di luar sana karena aku nggak pernah merasa dicintai sebagai istri. Tiga belas tahun pernikahan kita, nggak pernah sekali pun kamu bilang cinta atau sayang sama aku. Kamu nggak pernah mengapresiasi apapun yang aku lakukan untuk kamu. Kita nggak pernah ngobrol banyak kalau bukan tentang anak, dan kamu menyentuh aku hanya saat kamu birahi. Kamu bisa bayangkan bagaimana kesepiannya aku jadi istrimu?"
Saya hanya bisa tersenyum sinis. Dia memang pantas dinobatkan sebagai ratu drama.
"Good. Kamu memang ahlinya playing victim, Sharon. Saya akui, kamu sangat berbakat menjadi artis. Kesepian katamu? Siapa yang dulu selalu sibuk syuting sampai tidak pulang berhari-hari, hah? Siapa yang selalu pergi party dan pulang dalam keadaan mabuk? Siapa yang sekarang sibuk rapat dan kampanye sana-sini sampai tidak punya waktu untuk sekedar menemani anak-anak belajar? Lantas siapa yang kesepian disini, Sharon?"
Lagi-lagi Sharon diam seribu bahasa.
Saya masuk ke dalam kamar dan berjalan ke arah kamar mandi, tapi Sharon menghadang langkah saya.
"Kamu selingkuh untuk balas dendam, kan? Biar kita impas?" tudingnya.
"Saya belum melakukan apa-apa, tapi kamu sudah menuding saya selingkuh. Perlu saya bawa cermin ke depan muka kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Blood
Romance"Bagaimanapun, darahnya mengalir dalam tubuhku. Tidak sepantasnnya aku memiliki perasaan ini untuknya." Mentari berniat membalaskan dendamnya pada Bima Pamungkas, ayah biologisnya, atas perbuatannya yang telah meninggalkan ibunya saat sedang hamil d...