Targetnya udah tercapai ternyata. Lama juga ya, shayy.
Untuk bab ini, targetnya tetap sama ya.
300 vote dan 200 komentar. NO SPAM!!!
==========
Perempuan yang dulu tangguh dan terbiasa melakukan semuanya sendiri, sekarang menjadi lemah dan takut dengan kesendirian. Dia tidak pernah tahu apa itu kesepian sampai ia bertemu dengan orang ini. Orang yang melimpahinya dengan perhatian dan kasih sayang tanpa kira-kira sampai membuatnya candu dan ketergantungan. Dulu, dia sangat tidak suka bergantung pada siapa pun, tapi sekarang dia akan mengatakan kalau bergantung pada seseorang tidaklah seburuk itu. Dia tidak akan malu untuk mengakui kalau dia suka bergantung pada orang ini. Bahkan, jika mungkin, dia ingin menggantungkan seluruh hidupnya pada pria ini. Selamanya.
Pria itu membuat si perempuan menyadari bahwa dirinya adalah orang yang paling ingin dicintai di muka bumi ini. Dia pernah dengan lantang mengatakan kalau dirinya tidak percaya cinta dan tidak akan pernah jatuh cinta, tapi sekarang dia seakan lupa kalau kata-kata itu pernah keluar dari mulutnya. Bagaimana tidak? Hidupnya yang dulu menjadi bahan olok-olokan dan selalu dipandang sebelah mata, kini disanjung begitu rupa oleh pria ini.
Indahnya hidup dalam limpahan perhatian dan kasih sayang membuat si perempuan takut kehilangan itu semua. Dia takut kembali ke masa kelamnya dulu. Jika boleh, dia ingin memiliki pria itu untuk dirinya sendiri, sekalipun itu adalah sebuah kemustahilan dan akan menjadi dosa besar jika dipaksakan. Dia semakin enggan berbagi. Dia adalah defenisi perempuan serakah dan egois.
Sialnya, perempuan itu adalah aku.
Kubaca ulang diary ibuku, berharap terjadi perubahan di sana. Berharap nama yang tercantum di buku itu berubah, entah bagaimana. Aku berharap bukan Bima yang ini yang ibu maksud dalam catatannya. Berharap menemukan fakta lain yang bisa membenarkan perasaan ini.
Namun, itu tidak pernah terjadi. Berapa kali pun aku membacanya, tetap saja tulisan di kertas usang itu tidak berubah.
Hari ini telah lahir putriku terkasih, cahaya hidupku, Mentari Virginita, dengan berat 3,15 kg dan panjang 50 cm.
Ibu kandung: Melati Anggraeni
Ayah kandung: Bima PamungkasFoto kebersamaan mereka dengan seragam SMA itu adalah bukti tak terbantahkan bahwa Bima Pamungkas yang tercatat sebagai ayah kandungku di buku itu adalah Bima yang sama dengan pria yang telah mengisi hari-hariku selama beberapa bulan ini.
Sejak kecil, aku memang selalu ingin punya ayah. Aku iri dengan anak-anak yang diantar-jemput ke sekolah. Aku iri dengan anak-anak yang diajari naik sepeda oleh ayah mereka. Aku juga iri dengan anak-anak perempuan yang mengadu pada ayah mereka ketika dijahili oleh anak laki-laki di sekolah. Aku iri karena tidak pernah merasakan semua itu sekali pun. Aku tidak pernah tahu bagaimana rasanya punya ayah. Sampai aku cukup terbiasa dengan hidupku yang tidak memiliki sosok ayah.
Saat pria itu, pria yang tercatat sebagai ayah kandungku, berdiri di hadapanku, aku tidak merasa punya ikatan apapun dengannya. Bagiku, dia hanya seorang pria asing, masa lalu ibuku, pria jahat yang sudah menyakiti ibuku. Aku tidak pernah berkeinginan untuk mendapatkan kasih sayang seorang ayah darinya.
Seiring berjalannya waktu, hubungan kami memang semakin dekat. Aku tidak tahu dari mana semua ini bermula, tapi proses pendekatan ini terjadi dengan sangat natural, seolah semesta turut bekerjasama untuk membuat kami semakin bergantung satu sama lain.
Masih banyak pertanyaan di benakku tentang dirinya. Sampai detik ini, aku belum tahu apa alasan dia sebenarnya meninggalkan ibuku setelah merenggut kesuciannya dan membuatnya hamil. Dia selalu menghindar setiap kali aku membahas soal masa lalunya. Sepertinya dia tidak suka mengingat-ingat masa-masa dia bersama ibuku. Entah apa yang terjadi dengan mereka di masa lalu. Namun, aku mulai merasa kalau dia tidak sepenuhnya bersalah. Atau mungkin, aku mulai berkompromi dengan kesalahannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Your Blood
Dragoste"Bagaimanapun, darahnya mengalir dalam tubuhku. Tidak sepantasnnya aku memiliki perasaan ini untuknya." Mentari berniat membalaskan dendamnya pada Bima Pamungkas, ayah biologisnya, atas perbuatannya yang telah meninggalkan ibunya saat sedang hamil d...