Bab 13b

4K 390 75
                                        

Wah! Kurang dari 24 jam target vote dan komen sudah tercapai. Great job!

Target selanjutnya capai 200 vote dan 70 komentar untuk buka bab 14, ya.

"Hah?!" Dia kaget luar biasa.

"Maksud Bapak apa?" pekiknya. Dia menjauh sampai mepet ke pintu mobil sambil menyilangkan kedua tangan di dada.

"Barusan kamu menuduh saya modus. Jadi akan saya buktikan kalau tuduhanmu itu tidak benar. Kita tidur bersama malam ini. Tidur dalam arti denotasi. Kalau kita berhasil melewati malam ini dengan aman, berarti kamu harus mencabut tuduhan itu dan saya berhak mendapat hadiah."

Ini adalah ide yang muncul secara spontan dari kepala saya tanpa melalui analisis SWOT. Maka wajar saja jika ide yang tercetus adalah ide terkonyol yang pernah saya buat. Saya sendiri tidak yakin dia akan menyetujui ide ini.

"Hadiah apa?" tanyanya.

"Jauhi Edgar."

Dia berpikir sejenak. "Indikator keberhasilannya apa?" Tampaknya dia cukup tertarik dengan ide saya.

"Saya tidak akan melakukan apapun tanpa seizinmu."

"Kalau Bapak kalah?"

Saya berpikir sebentar. "Kamu boleh minta apa saja."

"Apa aja?" ulangnya dengan antusias.

"Ya. Tapi jangan senang dulu karena saya tidak akan gagal."

Dia tersenyum misterius. "Kita liat aja nanti," ujarnya.

"Jadi kamu setuju, kita tidur bersama malam ini?"

"Setuju." Dia menjawab dengan mantap. "Tapi di kos saya," lanjutnya.

"Kenapa? Bukannya lebih nyaman di apartemen saya?"

Dia bersedekap dan menatap saya penuh selidik. "Bapak pikir saya bodoh? Apartemen itu wilayah teritorial Anda. Kalau terjadi sesuatu yang buruk, saya tidak akan bisa melawan atau kabur. Kalau di kos, saya tinggal teriak dan semua penghuni kos akan mendobrak pintu dan mengeroyok Anda."

Masuk akal. Saya pun manggut-manggut menyetujui permintaannya. Ternyata dia mempertimbangkan keputusannya dengan matang.

Singkat waktu, kami sudah tiba di kamar kos-nya.

"Bapak mau ganti baju?" tanyanya.

"Saya tidak bawa baju ganti."

"Bapak lupa kalau sudah meminjamkan 2 baju untuk saya?" Dia membuka lemari dan mengambil kemeja putih dan kaos hitam milik saya dari rak paling atas. "Ada kemeja, ada kaos. Bapak mau pakai yang mana?" ujarnya sambil menimbang-nimbang kedua tangannya yang memegang kedua baju itu.

"Yang ini." Saya mengambil kaos hitam dari tangan kirinya.

"Kalau gitu, malam ini saya mau pakai kemeja punya Bapak. Boleh?" tanyanya.

Saya menelan ludah. Membayangkannya tidur dengan mengenakan kemeja itu sudah membuat darah saya berdesir. "Iya.. boleh." Suara saya terdengar berdecit. Kemudian saya berdehem sambil mengusap tengkuk.

Dia tertawa cekikikan. "Kenapa Bapak kayak nggak yakin gitu?" ledeknya.

"Kamu sengaja mau membuat saya tergoda?"

Dia tersenyum tipis sambil mengangkat bahu. " Bapak sendiri kan yang bilang kalau ini adalah pembuktian. Berarti harus ada sedikit tantangannya dong biar seru."

Dia mendekat lalu memutar badan saya. "Bapak jangan balik badan, ya. Saya mau ganti baju."

Astaga! Bocah ini.. Dia benar-benar berniat ingin mengalahkan saya.

I'm Your BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang