Bab 32b

2.1K 163 14
                                        

Tekan ☆ sebelum scroll ke bawah!!

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Kupejamkan mataku. Kedua kakiku berjinjit dan tanganku melingkari lehernya. Kusambut ciumannya yang hangat dan lembut. Seketika aku lupa dengan kesedihanku beberapa detik lalu.

Sebanyak apapun kami berciuman, dia tidak pernah gagal membuat jantungku berdegup kencang saat bibirnya menyentuh bibirku. Sensasi kupu-kupu di perut masih kurasakan saat lidahnya menyentuh lidahku. Ciumannya yang lihai selalu bisa membuatku lupa akan dunia ini.

Dia melepas ciuman, lalu tiba-tiba menggendongku di kedua tangannya.

"Nangisnya dilanjut di kamar aja," ucapnya dengan senyum cengengesan.

Kembali kulingkarkan kedua tanganku di lehernya dan membiarkannya membawaku ke kamar. Dia menutup pintu kamar dengan kaki, lalu membaringkanku perlahan di atas ranjang kami.

Dia berada di atasku dan bibir kami kembali saling memagut. Daster selututku tersingkap perlahan melewati pinggang dan tangannya yang hangat menangkup buah dadaku bergantian. Tak butuh waktu lama, dasterku sudah melewati kepala dan tergeletak di lantai. Dia juga melepas kaos putihnya di depanku. Senyum seringainya seolah ingin memamerkan otot-ototnya yang semakin kencang dan menonjol. Tidak sia-sia dia rajin olahraga setiap pagi dan menerapkan pola hidup sehat. Aku pun mengakui kalau dia terlihat lebih seksi dan semakin berstamina belakangan ini.

Dia mulai mencumbu dan menjamah setiap inci tubuhku. Walaupun dia suka mendominasi permainan, tapi dia tidak pernah egois. Dia selalu memuaskanku terlebih dahulu sebelum melakukan eksplorasi.

Dulu aku masih merasa bersalah setiap kali kami melakukan hubungan terlarang itu, tapi sekarang aku tidak menyesali apa pun lagi. Melihat kepuasan dan kebahagiaan di wajahnya saat bercinta mampu membuatku mengabaikan perasaan bersalah itu. Caranya memanjakanku setelah menyalurkan hasratnya sangat sebanding dengan dosa yang aku tanggung.

Setiap kali selesai bercinta, dia tidak akan membiarkanku beranjak dari ranjang. Dia akan membersihkan seluruh tubuhku dengan lap basah, memakaikan pakaianku, menanyakan perasaanku, menanyakan apakah ada yang sakit, dan tidak pernah lupa memberikan pujian dan ucapan terima kasih.

Dia tidak akan tidur sebelum aku tidur. Jika aku ingin ke kamar mandi, dia akan menggendongku, menungguiku sampai selesai, lalu menggendongku lagi sampai ke atas ranjang. Hal-hal seperti itu yang membuatku berkesan dan merasa sangat dihargai.

*****

Alarm pagi membangunkanku dari mimpi indah. Mataku terbuka malas dan kantukku hilang seketika saat melihat wajah pria yang tertidur pulas di sebelahku. Dia tidur menyamping ke arahku dengan tangan kiri bertengger di perutku. Tadi malam adalah malam yang panjang, melelahkan, tapi juga menyenangkan dan penuh gairah.

Kukecup keningnya lalu kupindahkan tangannya dengan hati-hati dari perutku. Aku duduk bersandar di kepala ranjang kemudian mengambil ponselku dari atas nakas. Tidak ada yang perlu diburu pagi ini karena dia tidak ada jadwal mengajar hari ini. Masih ada waktu untuk melihat-lihat media sosial sejenak.

Saat aku sedang menonton video-video singkat di aplikasi, tiba-tiba dia bergeser dan meletakkan kepalanya di pangkuanku. Sepertinya dia terusik dengan suara dari ponselku. Segera kumatikan layar ponsel dan meletakkannya ke tempat semula.

Dia  berbaring miring dengan posisi wajah menghadap perutku. Kuusap-usap kepalanya sambil bersenandung pelan agar dia kembali tidur.

Tiba-tiba mataku tertuju pada luka gores di pundaknya

I'm Your BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang