Bab 18 : Mimpi dan Dendam

212 24 0
                                    

Catatan penulis:
Makasih udh baca dan vote
Happy reading
!Warning!
Di bab ini akan ada adegan kekerasan, pembunuhan, dan semacamnya...
Pastikan anda tak memiliki trauma, phobia atau semacamnya untuk kenyamanan bersama...
Terimakasih

***

Iruma kini tengah berada di meja makan bersama dengan Alexandre, seperti saat sarapan suasana di sana membuat tidak nyaman, iruma merasa sangat mual. Ia bahkan memainkan salad yang ada di depannya.

Alexandre yang menyadari hal itu kemudian menyuruh ksatria untuk membawa chefnya datang ke ruang makan.

Iruma terkejut mendengarnya.

Ketika chef itu datang, Alexandre mencabut pedang milik ksatria di sampingnya dan menebas chef itu.

Iruma menutup matanya merinding, hal ini juga terjadi saat sarapan. Mengingatnya berhasil membuat iruma mual, namun ia menahannya.

Alexandre yang berlumuran darah, menyeka darahnya menggunakan handuk yang di siapkan oleh pelayan yang wajahnya pun pucat karena syok.

"Makanlah dengan benar, jika kau tak ingin melihat ada nyawa yang melayang lagi karena tingkahmu,"

Alexandre kembali duduk dan melanjutkan makan malamnya, makanan iruma yang terkena cipratan darah di ganti oleh pelayan.

Iruma pun memaksakan dirinya makan sembari gemetaran.

###

Ketika makan malam selesai, iruma yang kembali ke kamarnya langsung berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua makanan yang ia makan.

Iruma terduduk lemah di lantai kamar mandi sembari membenamkan wajahnya di antara kedua lututnya.

Ketika ia sudah merasa lebih tenang, ia kemudian melangkah ke luar kamar mandi.

Ia melihat Syil yang sudah menyiapkan teh lemon yang bagus untuk mual.

"Terimakasih Syil,"

"Itu tugasku tuan muda,"

Syil kemudian izin pamit dan pergi dari kamarnya.

Selain teh, ternyata Syil menyiapkan sup dan beberapa makanan ringan yang mudah di cerna untuk iruma.

Iruma tersenyum karena kebaikan hati Syil, dan memakan makanan yang telah ia siapkan dengan senang hati.

###

Iruma tengah berada di taman yang sangat indah, yang dipenuhi bunga bunga dengan semilir angin musim semi yang menyejukkan.

Ketika ia berjalan jalan untuk melihat lihat taman bunga itu, ia melihat seorang gadis wanita berambut biru dengan mengenakan gaun putih dan dengan paras yang cantik tengah duduk di rerumputan hijau sambil memainkan beberapa tangkai bunga di hadapannya.

Wanita itu menyadari kehadiran iruma, dan mulai tersenyum kepadanya. Ia memberi isyarat kepada iruma untuk mendekatinya.

Iruma menurutinya dan mendekati wanita itu, wanita itu menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. Iruma kemudian duduk.

"Kau suka bunga warna apa?"

Tanya wanita itu tiba tiba.

"Ah... Aku tak terlalu tahu tentang bunga,"

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang