The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)

Bab 54 : Duo ga pernah akur

Shaman terhebat di kerajaan beast, Seunjae.

Ia berasal dari daerah kumuh di kerajaan Lunaria, hidupnya sudah cukup menderita bahkan sebelum kerajaan di ambil alih oleh Raja Sesilion.

Namun suatu hari, ia mendapatkan mimpi berupa ramalan masa depan.

Sampai saat ini, seluruh ramalan yang ia buat berubah menjadi kenyataan.

Setelah mendengar rumor itu, raja Hyunbi secara pribadi mencarinya dan melindunginya.

Ia bahkan di berikan otoritas satu tingkat di bawah raja di kerajaannya.

"Saya ucapkan terimakasih kepada semua orang yang telah mau repot-repot datang ke sini, izinkan saya memperkenalkan diri sekali lagi... Nama saya Seunjae, seorang peramal dan shaman sederhana"

Seunjae memperkenalkan dirinya dengan suara yang anggun.

"Sesuai dengan janji saya, saya akan membacakan ramalan yang datang pada saya."

Seunjae menarik nafas untuk menenangkan dirinya.

"Wahai para pewaris kekuatan bulan, kalian akan menghadapi perang melawan sesama kalian, berdarah yang lebih kejam dari sebelumnya, semua ras akan bersatu dan...seluruh aturan dunia akan terbalik karenanya, bersiaplah untuk kekacauan yang di bawa oleh 'penghianat'"

'penghianat?'

Iruma bertanya-tanya, siapakah yang di maksud penghianat di sini.

Apakah itu hanya kiasan atau memiliki maksud sebenarnya?

Ketika ia bertanya-tanya dalam benaknya, Seunjae sang Shaman menatap iruma sembari tersenyum.

.

.

.
Setelah mendengar ramalan itu tentu saja semua orang menjadi tidak tenang.

Bahkan setelah keluar dari aula mereka masih menunjukkan ekspresi khawatir.

Tentu saja iruma juga termasuk.

'pewaris kekuatan bulan merujuk pada semua orang di berbagai ras di benua Lunaria saat ini karena mereka menggunakan sihir, bahkan di alam bawah, bulan dianggap suci dan sumber kekuatan...?"

Iruma yang saat itu tengah berjalan tiba tiba berhenti.

"...ada beberapa poin yang aneh di sini" gumamnya.

Iruma memegangi dadanya yang tak nyaman.

'perasaanku tidak enak'

"KAKAK!!!" Teriak Xavier dengan wajah penuh urgensi.

Ia berlari hingga nafasnya habis.

Hal itu membuat iruma benar benar terkejut.

"Ka-kakak...kakak!"

"Ya?! Ya apa? Ada apa?" Tanya iruma gelagapan.

"I-itu itu.." Xavier terlihat seperti akan menangis saat ini.

"Tenanglah dulu, dan katakan padaku"

Xavier menarik nafasnya dalam dalam dan kemudian menghembuskannya sekaligus.

"Kak Callista dan kak Bernadin..."

"Ada dengan mereka?!" Tanya iruma panik

"Mereka ada di lapangan latihan dan mereka akan saling bertarung"

"Apa?! Apa yang terjadi sebenarnya?"

Iruma langsung melihat ke arah jendela di sampingnya yang kebetulan memperlihatkan lapangan latihan ksatria secara langsung.