Bab 47 : Kutukan

90 11 2
                                    

Setelah kejadian kemarin, iruma dan Xavier menjadi dekat.

Mereka mengobrol dengan santai sambil melanjutkan perjalanan bersama sama. Bahkan mereka tak ragu untuk bersenda gurau.

Syil yang sebenarnya menyadari kejadian kemarin sungguh bersyukur. Bukan hanya karena mereka bisa akur, tapi juga karena iruma bisa tertawa lepas untuk pertama kalinya setelah sampai di benua Lunaria.

Ia tersenyum senang karenanya.

Callista melihat senyuman di wajah Syil, namun ia tak bisa ikut senang karena rasa cemas lebih mendominasi perasaannya.

Ia mengingat diskusinya dengan iruma, Elderado dan yang lain tadi malam.

.

.

.
Mereka berada di dalam tenda Elderado, berada di hadapan meja besar dengan peta di atasnya.

"Tujuan kita kali ini adalah menuju daerah khusus yang berada di padang Altea, di sana kita akan bertemu dengan ras beastman," ucap Elderado serius.

"Tunggu! Dari semua wilayah yang ada di benua Lunaria, kenapa Altea? Tempat itu di penuhi oleh monster berukuran besar!" Ucap Callista penuh dengan ketidak setujuan.

"Ada dua alasan, pertama, karena konflik yang di buat raja saat ini vampir kerajaan takkan bisa memasuki wilayahnya jadi bagi para vampir bawahan raja kendalanya bukan hanya monster berbahaya, tapi juga para beastman yang siap menyerang kapan saja,Alasan yang kedua adalah ini,"

Elderado mengeluarkan sesuatu dari tasnya, itu adlah gulungan kertas dengan lambang ras beastman diatasnya.

"Ada seorang Wolf beastman yang berhutang padaku, 2 tahun lalu, aku menyelamatkannya secara tak sengaja lalu ia bilang akan membantuku kapanpun aku butuh bantuan dan memberikan ini sebagai tanda bukti, jika menilai dari apa yang ia berikan sepertinya ia bukan beastman biasa, ini akan mempersingkat waktu kita,"

Mendengar penjelasan Elderado, entah kenapa Callista tetap tidak bisa tenang, ia merasakan ada sesuatu yang salah.

.

.

.
Mengingat kejadian semalam, Callista menjadi semakin gelisah. Hal itu di sadari oleh Syil.

"Kau masih gelisah karena kemarin?"

Callista cukup terkejut karena ini pertama kalinya Syil mengajaknya bicara duluan.

"Ya, begitulah, firasatku tidak enak,"

"Sejujurnya perasaanku juga begitu, tuan muda pun sama"

"Iruma?"

Syil mengangguk.

"Walaupun tuan muda terlihat baik sekarang, tadi malam ia bilang bahwa ia merasakan ada bahaya yang akan terjadi, tapi ia tak punya pilihan lebih baik dari hal ini,"

Callista mengangguk lesu.

"Anda tenanglah nona, jika pun ada bahaya, sekutu kita sekarang sama sekali tak bisa di remehkan, mereka adalah para survivor dari perang 1000 tahun dengan manusia,"

.

.

.
'memang benar Syil mengatakan itu kemarin, tapi tetap saja...' batin Callista gelisah.

Semakin berjalan ke depan, pepohonan kian sedikit. Jalan kini terang oleh sinar matahari.

Ketika mereka akhirnya sampai di luar hutan, padang pasir yang luas kini terbentang luas dengan suhunya yang sangat panas menusuk kulit.

"Wow" ucap iruma kagum, ini pertama kalinya ia melihat padang pasir di benua Lunaria.

"Seperti biasanya sangat panas di sini," ucap Bernadin.

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang