Bab 36 : Diary Alexandre [03]

68 11 3
                                    

Alexandre Pov

Sudah berbulan bulan berlalu tanpa ada perkembangan yang berlaku.

Bahkan setelah kejadian itu ada perubahan besar besaran yang di lakukan di kediaman Valentine. Namun itu tak membuatku memberhentikan pencarian Iruma dan Shopia.

Hal itu membuat pekerjaan administrasi dan kewajiban bangsawan lain berantakan. Aku pun berakhir di panggil ke istana untuk di mintai keterangan.

Aku tak mau pergi tapi tak punya pilihan lain, aku tak bisa menyangkal aku melanggar kewajibanku yang seharusnya.

Ketika aku sampai di istana, aku di antar menemui pangeran Sesilion sebagai ganti raja karena ia sedang sibuk.

Aku diantar ke kediaman pangeran dan melihat Sesilion tengah duduk di kursi taman sambil membaca buku dengan secangkir teh di mejanya.

"Paman silahkan duduk" ucap Sesilion sembari tersenyum manis menyambutku.

Sesilion adalah pangeran dengan tubuh paling lemah di antara semua saudaranya. Namun, entah kenapa belum lama ini tubuhnya semakin lebih sehat dari sebelumnya.

"Terimakasih yang mulia,"

Setelah mendapat izin aku pun duduk di hadapannya. Sesilion memang terlihat lebih sehat dari sebelumnya.

"Aku akan menggantikan ayahku untuk menanyai paman, aku mohon bantuannya ya paman,"

Begitulah yang ia bilang sembari memberikan aku teh yang ia tuangkan sendiri. Hal ini seharusnya tak dilakukan oleh seorang pangeran.

Sejujurnya ia menjadi orang yang di curigai atas beberapa kasus belakangan ini. Salah satunya pembunuhan putra mahkota sebelumnya.

Putra mahkota sebelumnya tiada karena kejadian penyerangan saat ia dalam perjalanan menuju rumah keluarga bangsawan.

Ia menjadi salah seorang yang di curigai, namun tak ada bukti yang cukup untuk mencurigainya. Ditambah lagi penyelidikan nya sedikit terhambat karena aku sibuk mencari keberadaan Shopia.

Ia menanyaiku seperti biasa, dan aku menjawabnya dengan senang hati.

Tak di sangka aku di mintai keterangan sampai sore hari.

Ketika aku hendak kembali ke kediaman aku mendapatkan kabar bahwa Shopia telah di temukan di sebuah desa yang cukup jauh di selatan.

Aku langsung saja tanpa basa basi pergi menuju ke sana menggunakan kertas sihir teleportasi.

Dan yang tak ku harapkan ku temukan di sana.

Shopia

Ia sudah tak sadarkan diri, seperti sudah mati. Energi kehidupan tak kurasakan darinya.

Di dalam rumah kecil itu aku menangis menyesali bahwa aku terlambat menemukannya.

Aku memeluk tubuhnya yang terbaring di lantai rumah kecil yang terbuat dari kayu itu.

Tiba tiba aku mendengar suara tangisan anak kecil dari lantai dua rumah itu. Aku kemudian teringat anakku Iruma yang pergi bersama Shopia.

Aku langsung berlari menuju ke lantai dua dan mencari sang pemilik suara. Namun aku tak menemukan anak berumur sepuluh tahun ada di sana, hanya ada seorang bayi di sebuah ayunan bayi.

"Ini?" Tanyaku pada diri sendiri.

Pandangan ku pun teralihkan pada banyaknya kertas di meja samping tempat tidur.

Itu seperti kertas kertas penelitian sihir.

Aku pun menyadari, bahwa Shopia membuat sihir pengembalian waktu. Memaksa iruma kembali menjadi bayi untuk menghilangkan kutukan itu.

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang