Iruma dan lady Callista berbincang bincang dengan nyaman, mereka sangat menikmatinya.
Callista dapat memuaskan rasa penasarannya terhadap manusia dan dunia manusia.
Iruma yang mendapatkan teman bicara yang nyaman setelah sekian lama.
Mereka saling menguntungkan.
"Duke muda, anda sudah telah di tunggu Yang Mulia Duke Valentine di rumah kaca untuk makan siang bersama,"
Tanpa di sadari mereka telah lama berbincang di taman istana dan telah memasuki jam makan siang.
"Maafkan aku, aku harus pergi sekarang," ucapku menyesal.
"Tidak apa apa, tapi....mmmm"
Callista terlihat ragu ragu.
"Ya?"
"Itu, apa boleh aku... Menulis surat untukmu?"
Iruma terkejut dengan pernyataan tak terduga itu, ini pertama kalinya semenjak datang ke benua ini, ia mendapatkan teman yang ingin bertukar surat dengannya, bahkan mungkin pertama kalinya semenjak ia di dunia manusia.
Itu merupakan hal tak terduga hingga membuatnya bingung ingin menjawab apa.
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya iruma menjawabnya.
"Tentu"
Angin semilir di taman itu mendukung iruma, rambutnya berkibar lembut dengan senyuman lembut menghiasi wajahnya membuatnya terlihat sangat mempesona.
Wajah Callista memerah karena terpesona.
"Terimakasih Duke muda-"
"Iruma, panggil iruma, kita kan sudah berteman," potongku.
Memakai embel embel Duke muda sebenarnya membuatku sangat terbebani. Jadi mungkin tak apa jika ada setidaknya satu orang yang dapat memanggilnya dengan namanya.
Callista tersenyum.
"Kalau begitu panggil aku dengan nama panggilanku juga agar adil,"
Angin kembali meniup rambut Callista dengan lembut, ia tersenyum polos dengan kedua tangan di satukan di depan mulutnya, dengan wajah sedikit memerah, ia terlihat polos,anggun dan cantik disaat bersamaan ditambah dengan dedaunan di taman itu yang berkibar di tiup angin.
"Cal, panggil aku Cal,"
Iruma terdiam terpesona.
"Baiklah, dengan ini kita teman."
Cal mengangguk.
"Teman"
Iruma pun berjalan pergi menuju ke dalam istana, ia melihat Cal melambaikan tangannya dari kejauhan.
Iruma membalas lambaiannya dengan senyuman.
Ia sudah terlihat dari jarak pandang Cal lagi. Senyuman Cal pun pudar, tatapan matanya semakin tajam dan ekspresinya kini sangat serius.
Cal berbalik dan berjalan ke arah berlawanan menuju ke istana permaisuri.
.
.
.
Iruma sampai di rumah kaca, ia melihat ada Alexandre di sana. Duduk dengan tenang di meja makan.Di ujung meja itu terlihat seorang pria dengan pakaian mewah berwarna putih dan memakai jubah berwarna merah.
Hanya dengan melihat auranya sihirnya saja, ia bisa menyimpulkan bahwa ia adalah sang raja.
"Salam kepada yang mulia raja para Vampir,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)
FanfictionIdentitas iruma telah di ketahui semua orang, ia dikembalikan ke dunia manusia, namun fakta fakta tentang dirinya yang tak ia ketahui terkuak ke permukaan saat ia kembali ke alam manusia dan memutarbalikan kehidupannya 360 derajat. !Warning! -typo...