Bab 33 : Mencari petunjuk

80 8 0
                                    

Iruma melihat benang halus aliran sihir yang masuk melalui lukanya dan merasakan bahwa aliran itu mengikat jantungnya.

Kontrak yang mengorbankan nyawa, ia pikir sepertinya ketika salah satu orang melanggar kontrak, benang itu akan menyerap atau merenggut daya hidupnya dari jantungnya.

Iruma menyentuh dadanya.

"Kontrak telah terbuat" ucap Iruma

Callista mengangguk.

"Kalau begitu, mari kita bertemu malam ini bagaimana?"

Iruma mengangguk sebagai jawaban.

Rencana mereka pun berjalan, mereka akan bertemu malam ini mereka berencana bertemu di mansion belakang untuk menjalankan rencananya.

.

.

.

Malam pun tiba

Mansion belakang memanglah tempat yang sepi karena mansion ini tak pernah digunakan oleh siapapun.

Iruma sudah siap dengan menggunakan kemeja putih, celana hitam panjang dengan sepatu bot coklat yang menutupi hingga mata kakinya. Tak lupa mantel hitam yang memiliki tudung agar ia bisa menyembunyikan wajahnya kalau kalau ada penjaga atau pelayan yang mengenalinya.

Iruma sedang menunggu Calista, di bawah sinar bulan purnama malam itu di tengah musim dingin yang dingin menusuk tulang.

Tiba tiba....

Srak....

Ada suara gesekan salju dari arah pagar tembok tua di sana.

Iruma refleks mengalihkan pandangan ke tembok itu, tangannya sudah siap menarik pedang hitam yang terselip di pinggangnya.

Dari tembok itu melompat seseorang yang memakai mantel berwarna putih dengan kemeja putih dan celana panjang coklatnya. Di pinggangnya terselip dua pedang pendek dengan sarung dan gagang berwarna emas.

Wajahnya tertutup oleh tudung mantel, membuat iruma semakin waspada.

"Tenanglah, ini aku"

Suara yang familiar. Ketika ia membuka tudung itu rambut perak menyeruak keluar dari tudung itu. Warna mata merahnya terlihat bersinar malam itu.

"Sebaiknya jauhkan tanganmu itu dari gagang pedang itu, aku kan takkan menyerangmu"

Iruma menghela nafas melepas rasa tegangnya.

"Siapa juga yang masuk ke mansion orang lain dengan melompati tembok setinggi 5 meter"

"Jika aku tak melakukan itu, bagaimana caranya aku masuk, kau ingin aku masuk lewat pintu depan seperti orang bodoh?"

Iruma tak bisa membalas ucapannya lagi, ia memang terkejut, tapi Callista tak salah.

"Kau sudah mendapatkan petanya?"

Iruma mengeluarkan segulung peta dari tas selempang kecilnya.

"Sempurna" seru Callista.

"Asal kau tahu saja, cukup sulit mendapatkan ini, aku harus menyelinap ke asrama pelayan dan kau tahu sendiri bagaimana para pelayan di rumah ini" ucap iruma sambil menyerahkan peta itu.

"Aku tahu, bahkan ketika aku sempat mengira kalau tempat ini adalah barak bagi para elit militer, para pelayan di sini bukan main" jawabnya sambil menerima peta itu.

Callista pun tanpa ragu membuka peta itu.

Ia membaca peta itu dengan seksama, dengan iruma di sampingnya yang juga membaca peta itu.

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang