Bab 24 : Reuni

241 21 4
                                    

Keadaan Syil yang sangat tidak baik, ia benar benar kehilangan semangat hidupnya, ditambah dengan fakta bahwa ia adalah makhluk yang nyaris abadi membuatnya semakin kehilangan semangat untuk hidup.

Ia bertahan karena satu alasan, yaitu tuan mudanya iruma. Ia kini hanya berada dalam dua pilihan.

Jika tuan mudanya masih hidup maka ia akan melanjutkan hidupnya.

Namun jika sebaliknya maka ia akan mati.

Waktu terus berjalan, Syil kini tak tahu sudah berapa lama ia berada di kurungan itu. Karena itu ia habiskan waktunya dengan menghitung setiap detiknya di dalam penjara.

Ia terus menghitung, bahkan sampai di titik matanya melihat cahaya lagi, cahaya remang remang yang berasal dari sebuah lentera tetap menyilaukan matanya yang telah lama tak melihat cahaya.

Ia tak bisa melihat dengan jelas wajahnya, dilihat dari perawakan tubuhnya mungkin ia adalah orang suruhan Duke untuk menyiksanya lagi.

"Aku tetap takkan bicara jadi, enyahlah"

Syil menatapnya tajam namun ia tetap tidak bergerak dari tempatnya, ia tersenyum namun entah kenapa senyumannya terlihat berbeda di mata Syil.

Kini ia sedang bertanya tanya dikepalanya.
'kenapa ia terlihat seperti itu?'
'siapa dia?'
'kenapa ia terasa tak asing?'

Di tengah kebingungannya akhirnya pria itu angkat bicara.

"Maaf kan aku, karena aku datang terlambat,"

Kata kata yang sudah lama ia ingin dengar, suara yang asing namun memberikan kesan rindu. Syil langsung menyadari siapa yang ada di hadapannya kini.

"Tu-tuan muda?"

Iruma menurunkan lentera dan menaruhnya di lantai, ia juga berlutut di hadapan Syil agar sejajar dengan matanya.

"Ini aku"

Wujud yang berbeda dengan suara yang berbeda. Tapi Syil tetap mempercayai bahwa yang di hadapannya kini adalah tuan mudanya.

Air mata yang telah lama ia tahan tak bisa ia tahan lagi, ia senang tuna mudanya aman, ia juga senang ia telah bertahan selama ini, Sungguh ia sangat bersyukur.

Iruma yang melihat Syil menangis, ikut menangis, padahal ia telah berjanji bahwa ia takkan menangis lagi sebagai awalan dari balas dendamnya.

Hatinya terasa sakit, ia melihat teman pertamanya di dunia manusia terluka dan kesakitan karena dirinya. Sungguh sangat menyiksa.

"Sial"

Sumpah serapah keluar dari mulut iruma, ia menutup wajahnya. Begitu pun Syil yang menangis karena rasa Syukurnya.

.

.

.

Setelah cukup lama mereka menangis dalam reuni yang telah lama mereka tunggu, akhirnya mereka saling diam seribu bahasa.

Syil merasa malu menunjukkan emosinya seperti itu karena selama ini ia telah membangun image ( imej sorry ga tau bener kagak nulisnya) yang dingin di hadapan iruma.

Iruma pun sama malunya dengan Syil karena ini pertama kalinya ia menangis di hadapan orang lain apalagi di depan wanita, selain itu dengan wujudnya sekarang ia tak tahu bagaimana rupanya saat menangis.

Setelah saling diam, akhirnya Syil memutuskan angkat bicara terlebih dahulu.

"Anda sudah mendapatkan perubahan vampir anda ya tuan muda,"

"Itu.... Iya," iruma tersenyum pahit karenanya

Karena dengan perubahan vampirnya ia jelas bukan manusia lagi sekarang.

"Apa anda kecewa?"

Iruma terdiam sejenak karena terkejut dengan pertanyaan Syil.

"Tidak, aku sama sekali tak kecewa...hanya saja semuanya terasa sangat asing,"

"Anda pasti akan segera terbiasa, anda pasti bisa"

Iruma tersenyum lembut.

"Tentu, itu karena aku...harus segera balas dendam, atas segala perlakuan mereka pada ibuku dan kalian semua,"

Syil yang mendengar hal itu sempat terkejut dengan apa yang di katakan iruma.

"Tuan muda, aku harap anda tak tenggelam terlalu jauh terhadap dendam anda. Itu akan sangat buruk bagi anda dan akhirnya hanya akan membekas penyesalan. Selain itu aku ingat sebuah nasehat dari ibuku..."

Iruma terdiam mendengar hal itu.

"Tuan muda, Esto quod es, itu artinya jadilah diri anda apa adanya, jangan berubah menjadi orang lain karena dendam anda,"

Iruma terdiam, ia menyadari bahwa ia telah tenggelam pada dendamnya, ia hampir membuang dirinya yang dulu. Namun Syil menyadarkannya dan menghentikannya sebelum menempuh jalan yang akan membuatnya menyesal seumur hidup, jantungnya kini berdegup kencang.

Iruma pun berdiri dan menatap Syil beberapa saat.

"Terimakasih, aku pasti akan menyelamatkanmu, segera" ucapnya sambil tersenyum.

"Saya akan menunggu anda di sini,"ucap Syil sambil tersenyum.

'aku akan selalu menunggu anda,'

.

.

.

Iruma berjalan keluar dari penjara bawah tanah, ketika ia keluar tak ada siapapun di sana. Sepertinya saat itu sudah jam pergantian shift.

Iruma pun berjalan menuju mansion tempatnya tinggal.

Saat itu sudah subuh, dan tinggal beberapa jam lagi matahari terbit. Iruma memasuki kamarnya dan alangkah terkejutnya ia melihat siapa yang ada di kamarnya saat itu.

Benar, itu adalah Duke Alexandre. Ia kini tengah duduk dengan segelas wine di tangannya tepat di meja di kamarnya.

Melihat seorang maid tengah berdiri di belakangnya dengan ekspresi kelelahan seperti nya ia sudah menunggu sangat lama.

"Dari mana saja kau?"

Duke memulai percakapan dan iruma tak punya pilihan lain selain duduk di hadapan Duke.

"Aku pergi jalan jalan"

"Jalan jalan?, Ke penjara bawah tanah?"

Iruma tersentak mendengar ucapan Duke. Memang ia sudah tahu bahwa duke akan mengetahui hal ini cepat atau lambat, tapi secepat ini?

Yah mau bagaimana lagi, ia adalah pemilik mansion ini tentu saja ia akan menemukannya.

Duke Alexandre melambaikan tangannya menyuruh pelayan itu pergi. Tanpa ragu pelayan itu menuruti perintahnya.

Setelah pelayan itu pergi, Alexandre dan iruma saling diam dalam heningnya malam dengan bermandikan cahaya bulan yang masuk melalui jendela.

Setelah beberapa lama Alexandre bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kamar.

"Bersiaplah untuk besok,"

"Besok, ada apa?"

"Kita akan pergi ke istana"

Iruma terkejut dengan ucapan Alexadre

"Istana? Kenapa?"

"Raja ingin bertemu denganmu,"

"Tapi-"

Tanpa menuntaskan ucapannya Alexandre berjalan keluar dari kamar. Perasaan kesal ia rasakan saat ini,

'ALEXANDRE BAJINGAN! DIA BAHKAN TAK MENGATAKAN ALASAN KENAPA RAJA INGIN BERTEMU DENGANKU'

Iruma menarik nafas perlahan untuk menenangkan dirinya.

Akhirnya iruma memutuskan untuk segera tidur sebelum ia kehabisan kesabaran dan mulai menggila.











***
Halo,
Bab 24 selesai
Makasih ya udh baca
Seperti biasa aku updatenya gimana mood aja
Jangan protes ya...
Kalo lama updatenya
Mohon bersabar..
Hehe

Sampai jumpa di bab selanjutnya...

Lanjut bab 25........

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang