Bab 39 : Diary Alexandre [06]

91 11 8
                                    

Begitulah kepergian Elderado dan ksatria ksatria lainnya.

Xavier juga di bawa olehnya, setidaknya agar ia aman untuk saat ini.

Aku pun kembali ke mansion untuk melakukan hal yang ku janjikan pada Elderado.

Memalsukan kematiannya.

Aku pun mengeluarkan para penjahat kota yang memiliki postur tubuh yang sama dengan Elderado dan yang lainnya.

Aku mendandani mereka hingga terlihat seperti mereka dan menutupi wajah mereka dengan penutup wajah untuk menjalani eksekusi mati.

Ketika eksekusi berlangsung, aku hanya membiarkan para warga yang menyaksikannya dari jauh agar tak ada kecurigaan apapun.

Dan eksekusi pancung itu pun berjalan lancar.

Semua orang percaya termasuk bangsawan bangsawan yang hadir di tempat itu, bahwa yang di eksekusi mati adalah Elderado dan antek anteknya.

Aku pun melanjutkan penyelidikan kasus dari Shopia.

Semua kasus yang terjadi akhir akhir ini membuatku semakin yakin bahwa ada yang janggal.

Pertama, kenapa Keltra bisa berjalan sejauh itu? dari pusat penerimaan sementara, dimana para penyintas penyihir dari dunia manusia yang ada di bagian selatan bisa sampai ke wilayah utara?

Lalu, kematian para pangeran akhir akhir ini, yang di awali dengan kematian putra mahkota dan dilanjut dengan para pangeran lainnya.

Selanjutnya, kejadian yang dialami oleh Shopia,

Hal itu pasti di rencanakan oleh seseorang yang hendak menggulingkan kekuasaan dari kakakku dengan menusuknya dari belakang

Dan dari semua hal itu aku hanya bisa terpikirkan satu orang.

Yaitu Sesilion.

Ia adalah pangeran terakhir yang selamat dan kini menjadi suksesor tahta paling tinggi, selain itu tubuhnya yang dulunya lemah tiba tiba saja menjadi sehat membuatku ganjal.

Dan juga, ketika aku datang ke istana untuk melaporkan situasi di wilayah Valentine, aku merasakan aura yang tak biasa darinya.

Aura yang membuatku tak nyaman.

Ia tiba tiba memiliki energi sihir yang sangat luar biasa hingga aku tak bisa berkata kata. Padahal awalnya ia hanya seorang pangeran biasa yang terbangkitkan tidak sempurna tanpa kemampuan apapun.

Memikirkan hal ini membuatku semakin gelisah, dan khawatir.

"Aku harus menemui kakakku."

Aku bangkit dari kursiku dan meminta Zenon untuk menyiapkan kereta kuda menuju ke istana.

.

.

.
Sepanjang perjalanan aku sangat gelisah sampai sampai aku lupa melakukan janji temu dengan mereka.

Ketika aku sampai ke istana aku hanya bisa mondar mandir tidak jelas dengan kebingungan.

Pelayan yang melihatku akhirnya memutuskan mengantarku ke taman istana untuk menemui raja yang tengah makan bersama Sesilion.

"Selamat datang paman"

Sesilion tersenyum menyambut ku, Gustav juga ada di sana.

"Ada apa Al? Apa terjadi sesuatu hingga kau datang secara tiba tiba seperti ini?"

Aku tak bisa menjawabnya. Aku tak bisa menanyakan hal yang ingin aku ketahui dari Sesilion di depan kakakku.

Ia sudah cukup sakit hati karena kehilangan anak anaknya yang lain, sekarang anaknya yang tersisa di tuduh melakukan kejahatan.

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang