Bab 38 : Diary Alexadre [05]

71 11 8
                                    

Alexandre pov

Setelah kejadian kekacauan semalam, kediaman Valentine berusaha di pulihkan kembali.

Aku pun di sibukkan dengan tugas tugas yang sangat menumpuk karena aku abaikan selama beberapa lama ini.

Elderado dan bawahannya yang tak sadarkan diri di rawat di kamar tamu dengan penjagaan yang cukup ketat agar mereka tak mengamuk nantinya.

Duaaar....

Namun usahaku sia sia, Elderado memaksa masuk ke ruangan kerjaku dengan wajah marah.

"ALEXANDRE!!"

Ia mengayunkan pedangnya ke arahku. Siapa sebenarnya orang yang menyimpan pedang itu di dekatnya?

Aku langsung saja mengeluarkan sihirku, membuat dinding es yang cukup kuat untuk menahan kekuatan Elderado yang kini sedang melemah karena terluka.

"Tenanglah kakak ipar,"

"Diam! Kau membunuh adikku seperti itu, takkan ku maafkan kau,"

Mata Elderado berkaca kaca namun di saat yang bersamaan ia terlihat sangat marah.

Ia melancarkan serangan kembali dan membuat dinding pelindung itu pecah.

Aku yang tak terkejut dengan hal itu, hanya diam di tempat tanpa melawan sedikitpun.

Ketika ia mengayunkan pedang kembali, aku sama sekali tak menghindar bahkan mengedipkan mata.

Pedang itu hanya tinggal sejengkal lagi dari mataku, tapi tanpa di duga ada tombak yang meluncur ke arah pedang Elderado dari arah luar dengan kecepatan tinggi.

Aku tak menduganya, jendela ruangan itu pecah dan pedang Elderado pun ikut terlempar.

Aku menoleh ke arah jendela, dan yang aku lihat di sana adalah Zenon yang berada di sebrang mansion yang lain melempar tombaknya.

Tombak itu terbang jauh dari sudut ke sudut, itu luar biasa.

Wajah Zenon terlihat sangat marah, yah itu wajar, melihat tuan sekaligus teman lamamu di todongkan pedang tepat di wajahmu siapa juga yang tak marah.

Pandanganku teralihkan karena suara erangan Elderado yang sepertinya mencapai batasnya.

Aku langsung mendekatinya ingin memapahnya.

Namun tanganku langsung di tepis olehnya.

Aku yang sudah tak tahan lagi dengan sikapnya akhirnya mengatakan yang sebenarnya.

"Adikmu masih hidup"

Elderado terdiam mendengar hal itu.

"Itu tidak mungkin, aku tak percaya padamu"

Amarahku sudah sampai puncaknya dan akhirnya menarik tangan Elderado yang saat ini kehilangan tenaganya.

Ketika kami melewati lorong semua mata pelayan tertuju pada kami.

Dan ketika kami sampai di suatu ruangan yang terkunci, aku langsung membuka pintu itu dan menarik Elderado ke dalam.

Elderado yang kebingungan melihat sebuah sosok yang tak asing di matanya.

Itu adalah adiknya

"KAU-"

Terlihat Elderado sangat kesal bahkan hawa di sana menjadi sangat panas karena apinya, namun aku langsung memotong amarahnya itu sebelum lepas kendali lagi.

"Ia masih hidup, ia kini hanya dalam tidur abadi, dan orang yang kau lihat kemarin adalah salah seorang yang bertanggung jawab atas kejadian ini,"

"Apa?" Tanya Elderado bingung.

The Lost Ending| Mairimashita Iruma-kun | (Ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang