Fourth berjalan sambil menendang-nendang batu kerikil. Angin sejuk menyapa tubuhnya membuatkan dia sedikit menggigil. Dia mengeratkan lagi trench coat di tubuhnya bersama skarf di lehernya. Kedua tangannya berada di dalam kocek trench coat. Wajahnya sembab. Kedua pipi dan hidungnya memerah kerana terlalu banyak menangis. Dia menunduk, tidak memandang ke hadapan.
Tiba-tiba telinga Fourth mendengar bunyi gelak ketawa yang halus. Fourth mengangkat wajahnya dan tanpa disangka, seorang budak perempuan berumur 4 tahun melanggar kakinya.
Budak perempuan itu mengerang kesakitan dan mengusap dahinya yang kelihatan memerah kerana berlanggaran dengan lutut milik Fourth.
Fourth memandang budak perempuan itu yang kelihatan tidak asing di matanya. Budak perempuan yang mengikat rambut tocang bersama sweater kuning dengan seluar jeans biru pekat berada di hadapannya.
Wajahnya Fourth berubah bila dapat mengetahui budak perempuan ini adalah budak perempuan yang bersama dengan Gemini dan Love hari ini. Jantungnya berdegup laju.
Budak perempuan itu memandang Fourth dan tiba-tiba ketawa meletus dari bibir mungil itu. Kedua tangan kecil terhulur ke hadapan, seperti meminta Fourth mendukung nya.
Fourth dengan teragak-agak, terus mendukung budak perempuan itu.
" Hermmm.. Di mana ibu bapa awak ? " tanya Fourth lembut. Dia memandang wajah budak perempuan ini yang serupa dengan wajah Love.
" Abang ? " panggil Irene dengan kepala terteleng ke kanan.
" Iya ? "
Senyuman Irene melebar di bibir, " Betullah. Abang adalah orang yang sama " ucap Irene dengan lancar. Matanya berbinar senang.
" Ha ? Orang sama ? " tanya Fourth dengan kebingungan. Kerutan di dahinya kelihatan menimbul, memikirkan ucapan Irene tadi.
Irene mengangguk, " Nama saya Irene. Muka abang sama dengan muka seseorang yang pernah papa tunjukkan kepada saya. Papa cakap seseorang itu adalah orang yang sangat-sangat papa cintai. Muka seseorang itu sama seperti muka abang lebih-lebih lagi abang mempunyai pipi yang merah " bagitahu Irene dengan senyuman lebar di bibirnya. Kedua tangannya menyentuh pipi tembam milik Fourth yang gebu. Dia terkekeh geli hati bila melihat pipi seperti pau itu memerah kerana kedinginan.
Jantung Fourth seakan berhenti berdegup. Papa ? Apakah ia Gemini ? Fourth mengetap bibirnya. Kenapa Gemini memberitahu tentang dirinya kepada anaknya sendiri ?
" Irene ! Irene ! " satu suara memasuki gegendang telinga Fourth membuatkan Fourth tersentak. Fourth memandang sekeliling, mencari arah suara tersebut.
" Papa ! Papa ! " teriak Irene sambil melambaikan tangan dekat satu kelibat yang kelihatan samar di bawah tiang lampu yang tidak jauh daripada kedudukan mereka.
Kelibat itu semakin mendekat dan mata Fourth berkaca-kaca melihat wajah Gemini yang menjamah matanya. Hatinya berdenyut-denyut. Perutnya terasa senak saat ini melihat Gemini yang kacak bersama cermin mata bertenggek di pangkal hidung.
Gemini terkejut bila melihat Irene yang berada di dalam dukungan Fourth. Jantungnya seperti berhenti berdegup saat ini. Darahnya berdesir panas melihat mata coklat gelap yang tampak mempesonakan bila disimbah oleh cahaya tiang lampu yang berwarna oren.
Fourth menghulurkan Irene kepada Gemini dan Gemini mengambil Irene dari kedua tangan Fourth. Jari-jemarinya kasar Gemini menyentuh jari-jari Fourth membuatkan Fourth tersentak bila dapat merasakan kehangatan yang sama di tangannya itu. Sentuhan itu memberikan satu aliran elektrik di setiap pembuluh darahnya.
" Irene ke mana ? Bagaimana kalau Irene hilang ? Kenapa Irene lari dari papa ? " tanya Gemini sambil mencubit pipi tembam milik Irene.
Irene terkekeh ketawa. Dia menyandarkan kepalanya di leher Gemini sambil matanya melihat Fourth yang masih terkaku di hadapan.
YOU ARE READING
[ BL ] Flower and Cigarettes
Romance" Apakah kau masih simpan bunga itu ? " - Gemini " Iya, aku masih simpan. Kau ? " - Fourth " Masih dan ia sungguh mekar sekali " - Gemini . . . . . . . . . . . .. . . . " Mahu dengar sesuatu yang manis ? " - Gemini " Berhe...